Puisi Lamuh Syamsuar
Petani Nelayan
petani nelayan
ini rawa bukan sawah
pematangnya hulu hilir
dimana kicau burung semak telantar
orang-orangan menjelang menguning
dan pita-pita pengusir pipit bernyanyi
belalang sembah tersudut di dahan kangkung
puing keramba setengah tenggelam
perahu tertambat di belakang padi
siput emas lupa jalan kembali
Tunjung Beru, 25 Maret 2015
Menuju Rumah Kucing
di lorong, kami berpapasan dengan
ruh sol sepatu
ruh poster para revolusioner
ruh emas asongan
ruh bercakbercak dinding kelenteng
sebelum sajak masuk kandang
kami berteduh di bawah amis langit garam
di atas daun waru yang terus berganti nama
persis di belakang dupa azan yang biru
kami mainkan permainan
menyusun kwatrin kapal Nuh
lalu gerimis menyalakan mata kami
yang penuh kanak-kanak
Ampenan, 11 Februari 2015
Lamuh Syamsuar, Lahir di Lombok Tengah. Menyelesaikan Studi S1 di IKIP Mataram. Puisi-puisinya pernah disiarkan di Suara NTB, Lombok Post, Jurnal Sastra Santarang, Bali Pos, Riau Pos dan Buana Kata.co.Buku puisi pertamanya Secauk Pasir Kesunyian (2014).
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]