Perubahan Kebijakan Nuklir Rusia dan Bahaya Eskalasi Global

Perubahanan Kebijakan Nuklir Rusia dan Bahaya Eskalasi Global

Dalam pidato terbarunya, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa serangan rudal Barat yang mengenai wilayah Rusia telah mengubah sifat konflik ini dari perang proxy menjadi perang langsung antara Rusia dan Barat. Demonstrasi serangan rudal hipersonik Rusia (yang mampu membawa hulu ledak nuklir) yang menghancurkan fasilitas persenjataan di Ukraina menggambarkan bahwa Rusia tidak akan kompromi terhadap eskalasi konflik yang terus diprovokasi oleh Barat.
Oleh: Agus Setiawan

 

Putin menegaskan bahwa konflik ini bukan hanya sekedar masalah lokal. “Washington sengaja menghancurkan sistem keamanan internasional dan mendorong dunia menuju konflik global,” kata Putin.

Dengan kata lain, para pemimpin Barat gagal memahami risiko perang global yang telah diperingatkan berkali-kali oleh Putin. Bahwa serangan langsung ke wilayah Rusia adalah garis merah yang tidak bisa ditolerir. Serangan rudal Barat baru-baru ini adalah pelanggaran langsung terhadap integritas Rusia, dan hal ini bukan hanya tentang Ukraina tetapi tentang mengamankan masa depan Rusia dari ancaman eksistensial.

Provokasi Washington yang mengabaikan Perjanjian Minsk dan menolak tawaran perjanjian keamanan bersama Rusia kini kian meningkatkan ketegangan yang membawa konsekuensi serius karena tidak membuka solusi diplomatik. Dan tampaknya sejauh ini hanya Viktor Orban, Perdana Menteri Hungaria yang menjadi satu-satunya pemimpin Eropa yang menyerukan de-eskalasi konflik.

Konflik ini jelas dapat menjadi katalis bagi kehancuran global terutama dengan keyakinan Amerika dan Barat yang tidak realistis terhadap keunggulan militer mereka sebagai salah satu faktor pendorong eskalasi ini. Jika Barat terus memprovokasi Rusia tanpa menghormati peringatan Putin maka risiko perang global semakin nyata dan tinggal menunggu waktu saja.

Bahwa konflik ini bukan hanya tentang Ukraina, tetapi tentang masa depan dunia. Retorika perang harus dihentikan, dan pendekatan diplomatik harus dikedepankan sebagaimana usulan Prabowo Subianto dalam beberapa even internasional yang dihadirinya, termasuk dalam lawatan luar negerinya sebagai Presiden Republik Indonesia baru-baru ini.

Jika perang terus berlanjut dan meluas ini akan menjadi bencana bagi seluruh umat manusia. Jadi perubahan kebijakan senjata nuklir Rusia baru-baru ini perlu mendapat perhatian serius dari para pemimpin dunia – karena perang ini bukan lagi tentang Rusia dan Ukraina – tapi demi menjaga keselamatan umat manusia di planet Bumi ini. (*)

Penulis: Agus Setiawan, jurnalis dan pengamat geopolitik independen.
Exit mobile version