Mancanegara

Pertemuan Presiden Macron dan Milisi Kurdi di Istana Elysee Membuat Turki Marah Besar

NUSANTARANEWS.CO, Ankara – Presiden Perancis Emmanuel Macron bulan lalu menjamu anggota milisi Kurdi Suriah di Istana Elysee. Pertemuan tersebut justru mendapat kritikan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Menurutnya, pertemuan tersebut petanda nyata betapa Paris mendukung organisasi teror di Suriah.

“Dengan menjamu teroris di Istana Elysee, sama saja Perancis telah membantu dan mendukung teror dan menjadi tuan rumah teroris di Istana Elysee,” kara Erdogan saat berbicara di depan para pendukungnya di provinsi barat daya Denizli, Sabtu (7/4) lalu seperti dikutip Russia Today.

Baca juga: Operasi Militer Turki di Afrin Banyak Menelan Korban Jiwa

Erdogan mengatakan kelompok teroris masih akan tetap eksis dan sulit menumpasnya selama barat masih terus memberikan bantuan. “Anda akan kesulitan menyingkirkan terorisme selama barat membantu para teroris, itu akan menjadi semakin rumit,” ucapnya.

Perancis adalah salah satu negara Uni Eropa yang mengkritik keras operasi militer tentara Turki di Afrin, Suriah. Operasi yang diberi tajuk Operation Olive Branch militer Turki ini diketahui telah dimulai sejak 20 Januari lalu. Turki berusaha menghancurkan kelompok teroris, termasuk YPG dan PKK dari bumi Suriah. Presiden Macron kemudian mengkiritk keputusan Turki yang menggelar operasi militer tersebut.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Militer Turki dan sekutunya Tentara pembebasan Suriah (FSA) dilaporkan telah menguasai penuh wilayah Afrin pada 19 Maret lalu. Presiden Erdogan menyebutkan operasi militer akan terus berlanjut untuk menargetkan kota-kota lain yang dikuasai warga Kurdi, dan besar kemungkinan meluas ke kawasan Irak.

Baca juga: Erdogan: Saya Tidak Perlu Memberitahu Dunia Betapa Kejamnya Tentara Israel

Sementara itu, pada 30 Maret lalu Presiden Macron mengatakan bahwa pertemuannya dengan perwakilan YPG dan PYD di Istana Elysee dalam rangka menengahi pertikaian yang telah berlangsung selama hampir 7 tahun di Suriah. Dia mengklaim berupaya menengahi antara Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang merupakan pasukan yang dibentuk oleh YPG dan pemerintah Turki yang saling baku tembak di Afrin dan kawasan perbatasan lainnya.

Ide Presiden Macron ini bukannya mendapatkan apresiasi dari Turki tetapi justru membuat Presiden Erdogan marah besar. “Memangnya anda (Macron) siapa, beraninya bicara tentang mediasi antara Turki dan kelompok teroris?,” cetus Erdogan.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Lebih lanjut Erdogan menuturkan, memediasi antara Turki dan SDF bukanlah dalam kapasitas Perancis. “Mereka (Perancis) justru menjadi tuan rumah sebuah pertemuan tinggi anggota organisasi teroris secara bebas di negara mereka. Ingat, mereka (Perancis) harus menyadai bahwa pertemuan tersebut tak lain adalah sebuah ekspresi permusuhan terhadap Turki,” kata Erdogan lagi. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,051