Sosok

Pertemuan di MRT, Prabowo Ingin Tunjukkan Perjalanan Masih Panjang

politik genderuwo, politisi sontoloyo, politisi psi, pidato prabowo, pidato jokowi, propaganda politik, nusantara news, nusantara, nusantaranews
Pertemuan di MRT, Prabowo Ingin Tunjukkan Perjalanan Masih Panjang. (Foto Ilustrasi Dok Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pertemuan Prabowo Subianto dengan Joko Widodo di MRT Lebak Bulus pada Sabtu (13/7/2019) menimbulkan sejumlah pertanyaan besar bagi publik. Kenapa Prabowo memilih menyepakati untuk bertemu Jokowi di MRT Lebak Bulus?

Kenapa tidak dilakukan di Istana Negara atau dilakukan di Kertanegara? Ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi dasar analisis mengapa MRT yang dijadikan lokasi pertemuan dan mengapa pula Prabowo Subianto setuju untuk bertemu?

Mengenai pertemuan yang digelar di MRT Lebak Bulus sejatinya adalah simbol yang ingin disampaikan Prabowo kepada publik. Bahwasanya pertemuan ini bisa jadi sebagai simbol dari kubu oposisi bahwa MRT menunjukkan jalan masih panjang.

Baca Juga: Soal Pertemuan di MRT, Dahnil: Saya Percaya Dengan Pak Prabowo

Artinya perjuangan kelompok oposisi akan terus berlanjut untuk memperjuangan bangsa Indonesia. Apa yang disampaikan mantan Jubir BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam twittnya (13/7) yang mengatakan bahwa langkah politik yang ditempuh Prabowo Subianto kali ini merupakan bagian dari langkah besar untuk menyelamatkan bangsa Indonesia.

Menurut dia ada hal hal yang memang pantas untuk diselamatkan. Dan Prabowo adalah sosok yang sangat paham betul dengan pepatah kuno leiden is lijden. Memimpin adalah Menderita.

Jika dicermati, ungkapan tersebut sangat sarat makna. Memimpin adalah amanah bukan hadiah. Memimpin adalah sacrificing, bukan demanding. Memimpin adalah berkorban, bukan menuntut.

Sehingga dalam pertemuan kali ini bukan sebagai bentuk Prabowo melunak terhadap koalisi pemerintah, melainkan ada narasi besar dan masih ada jalan panjang dalam memperjuangan nasib rakyat Indonesia.

Kenapa tidak di Istana Negara pertemuannya? Jika pertemuan di Istana Negara, hal ini dirasa kurang pantas. Sebab hanya akan akan menunjukkan adanya “pemaksaan legitimasi” dari pihak koalisi pemerintah.

Lantas, kenapa pula tidak dilakukan di Kertanegara kediaman Prabowo? Jika hal itu di Kertanegara maka hal itu akan dianggap tidak baik. Karena merendahkan Pataka Presiden.

Pataka adalah sejenis bendera atau panji militer yang digunakan dalam peperangan untuk memberitahu titik berkumpul kepada pasukan dan menandai lokasi panglima perang.

Nah, di di MRT, Prabowo Subianto ingin menunjukkan bahwa jalan masih panjang. Perjuangan oposisi untuk terus mengontrol pemerintahan Jokowi jilid II akan berhenti. Dan dari situlah awal mula komitmen untuk menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik terus digaungkan.

Pewarta: Romandhon

Related Posts

1 of 3,063