RubrikaSpiritual

PERSPEKTIF “CORONA VS UMRAH”

Perspektif “Corona vs Umrah
Perspektif “Corona vs Umrah

NUSANTARANEWS.CO, Aceh – Perspektif “Corona vs Umrah”. Kautsar Abu Yus, salah seorang aktivis muda Aceh memberikan sebuah perspektif pemikirannya mengenai fenomena Corona Virus (Covid19) yang kini sedang melanda dan menggemparkan dunia, khususnya antisipasi dan respon umat Islam dalam ibadah umroh ke tanah suci Mekkah.

Seperti diketahui, pemerintah Arab Saudi kini menutup aktifitas umrah untuk sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan untuk mencegah penyebaran wabah virus corona ke seluruh dunia. Pemerintah Saudi melarang tawaf dan sai, dua rukun wajib dalam umrah serta menutup aktifitas Masjidil Haram setelah shalat Isya dan membuka kembali saat shalat Shubuh tiba.

Hiruk pikuk pro dan kontra memenuhi jagat umat karena ada pendapat yang mengatakan bahwa aktifitas Tawaf (ibadah mengelilingi Ka’bah) tidak boleh berhenti karena akan mengundang kiamat

“Meski pemerintah Arab Saudi melarang Tawaf, namun diyakini kalau aktifitas tawaf tetap terus berlangsung yang dilakukan oleh khadam masjid secara tertutup tanpa publikasi. Pendapat ini tersampaikan kepada saya melalui pesan WA.”

Baca Juga:  Identitas Siswa, Pemberlakuan Seragam Baru Siswa Sekolah Banjir Dukungan

Sangat sulit saat ada fakta yang coba menggugat keyakinan kita. Membantah kepercayaan kita. Apalagi kalau gugatan itu menghampiri orang-orang yang tak percaya kalau kebenaran bertengger pada ruang dan waktu. Bahkan ada banyak apologi yang sengaja dicipta meski terkesan lucu dan menjadi bahan humor bagi kalangan tertentu.

Ketika informasi ini sampai ke saya, justru saya heran kenapa kita harus menakuti hari kiamat? Bukankah ini yang ditunggu orang-orang saleh sebagai wasilah bertemu Allah dan Nabi? Bukankah semakin lama kiamat datang semakin kita menumpuk orang-orang ke dalam neraka? Semakin memperbanyak orang-orang tertindas karena dunia tak pernah berhenti bertindak dhalim.

Dalam situasi paling terjepit, kita memang dituntun untuk merasa nyaman dengan kepercayaan kita tanpa perlu tahu bagaimana kepercayaan itu terbentuk.

Inti dari kehidupan adalah merasa nyaman. Kalau anda merasa nyaman dengan kepercayaan anda, maka bernyaman-nyamanlah tanpa perlu mengganggu kenyamanan orang lain. Termasuk yang percaya kalau virus corona dapat tersebar ke seluruh dunia dari pertemuan besar umat manusia seperti umrah dan haji. (M2/ed. Banyu).

Baca Juga:  Kabupaten Nunukan Dapatkan Piala Adipura untuk Kedua Kalinya

Penulis : Kautsar Abu Yus.

Aktivis Aceh. Mantan Ketua Fraksi PA DPR ACEH.

Related Posts

1 of 3,049