Politik

Perseteruan Sengit Ahok vs Sandi Dalam Debat Ekonomi Jakarta

NUSANTARANEWS.CO – Debat kandidat yang digelar Kompas TV salah satu yang dibahas mengenai ekonomi Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan  Sandiaga Uno saling serang di tema ini dan menuai perseteruan sengit.

Ahok geram dengan data yang dibeberkan oleh Sandiaga Uno tentang Jakarta. Menurut Ahok, data itu menyesatkan dan terkesan membangun opini negatif buat pemerintah Jakarta.

“Jangan terlalu buat opini yang menyesatkan, kita punya data sangat lengkap,” kata Ahok di Djakarta Theather, Kamis (15/12/2016).

Sandiaga mengkritik SMK di Jakarta tak mampu berbuat banyak dalam hal menyerap tenaga kerja. Padahal, Ahok menyebut SMK di Jakarta nomor satu di Indonesia secara kualitas.

Baca : Sandiaga ‘Janji’ Jika Terpilih Akan Wakafkan Gajinya

“Ada kesulitan yang di hadapi di bidang pendidikan tidak bisa diserap, dunia usaha tidak menerima. Ini yang kita hadapi. Saya tahu karena saya turun, bertanya cari kerja susah apa gampang, susah. Cari kerja susah apa susah, susah. Cari kerja susah apa susah banget, susah banget. Ini yang kita rasakan,” ujar Sandiaga.

Baca Juga:  Ini 10 Nama Caleg Pemenang Pemilu 2024 Dapil 1 Nunukan Versi Quick Count Tenripada Research

Sandiaga menceritakan niat awalnya maju di Pilgub DKI. Salah satu persoalan yang menggugahnya yakni tentang lapangan pekerjan dan biaya hidup yang tinggi di ibu kota.

Menurut Sandi, dirinya ingin ciptakan 20 ribu pengusaha di Jakarta. Dia juga berjanji akan menyediakan hingga Rp 300 juta untuk modal usaha warga Jakarta.

Menanggapi hal itu, Cawagub  pasangan Ahok, Djarot Saefulah Hidayat buka suara. Menurut dia, selama kepemimpinannya, Ahok-Djarot sudah banyak membuka lapangan pekerjaan. Misalnya saja, pasukan oranye yang menyerap ribuan lapangan pekerjaan.

“Kami sudah membuka lapangan kerja, program padat karya pasukan biru 15 ribu pasukan biru menjaga sungai tetap bersih. Pasukan oranye, 15 ribu, memastikan kebersihan dari hari ke hari, jam ke jam, ada pasukan ungu, peduli pada kaum disabilitas, berikan pertolongan angkut ke RS dan panti sosial,” kata Djarot.

Baca juga: Anies-Sandi Sebut Banyak Warga Jakarta Tak Bahagia Dipimpin Ahok-Djarot

Djarot juga menyampaikan, ada pasukan hijau sebanyak 20 ribu, untuk merawat, membersihkan, memotong ranting, sekarang Jakarta lebih indah.

Baca Juga:  AHY dan SBY Datang di Banyuwangi, Demokrat Obok-Obok Kandang Banteng

“Ini adalah program padat karya, program padat karya kita juga harus ingat, kita berdayakan 130 ribu pengusaha kecil menengah,” ucap Djarot.

Namun penjelasan Djarot ini dibantah oleh Sandiaga. Menurut Sandi, bukan begitu cara berdayakan lapangan pekerjaan dengan mempekerjakan pasukan oranye dan lain-lain.

“Salah ciptakan lapangan kerja, dunia usaha yang harus kita kerjakan. Bagaimana dunia usaha, kemudahan usaha, iklim usaha yang kondusif. Bagaimana iklim usaha bisa kondusif kalau PKL digusur, bagaimana permodalan selama ini didengungkan Bank DKI, saya punya data, Bank DKI hanya sediakan dana 5 persen untuk UMKM, Bank DKI belum berpihak pada UMKM,” kata Sandiaga.

Ahok pun tersulut dengan data yang kembali dibeberkan oleh Sandiaga. Menurut dia, pemerintahannya tidak hanya menggusur, tapi memberdayakan PKL. Menurut dia, Bank DKI juga sudah kerja sama dengan PKL, bahkan ada setoran Rp 2000 tiap hari untuk mencicil buat modal.

“Terlalu banyak membangun opini,” kata Ahok.

Baca Juga:  Masyarakat Rame-Rame Coblos di TPS, Jatim Bisa Lumbung Suara Prabowo-Gibran

Sandiaga pun terus mengkritik kepemimpinan Ahok-Djarot. Menurut Sandi, wajar jika 70 persen warga Jakarta puas, tapi tak mau memilih Ahok-Djarot sesuai hasil survei. Hal ini, kata dia, pemerintahan Ahok-Djarot lebih memperhatikan kalangan menengah ke atas, bukan rakyat kecil.

“Karena ada ketidakpuasan dan ketidakadilan, pemerintah sekarang berpihak kelas menengah ke atas, kaki lima, UMKM termarjinalkan. Ini menjadi tugas bagi Anies-Sandi kita ciptakan lapangan kerja, biaya hidup jadi terjangkau,” kata Sandi. (Andika)

Related Posts

1 of 56