Inspirasi

Persentase Minat Baca Siswa DKI di Posisi Kedua, Disdik: Data itu Dinamis

Kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta/Foto Istimewa
Kantor Dinas Pendidikan DKI Jakarta/Foto Istimewa

NUSANTARANEWS.CO – Minat baca masyarakat Indonesia dinilai masih cenderung rendah. Namun pada awal September 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data minat pelajar di empat provinsi melambung tinggi. Urutan pertama, kedua, ketiga, dan keempat ditempati oleh Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 94,01 persen, Provinsi DKI Jakarta sebanyak 93,10 persen, dan Provinsi Bali sebanyak 92,44 persen, dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 91,00 persen.

Menanggapi hasal catatan  BPS tersebut, Kepala UPT Pusat Data dan Sistem Informasi Pendidikan Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Kadarwati Mardiutama mengatakan bahwa data semacam itu dinamis dan setiap tahun bisa berubah.

“Data itu dinamis dan bisa berubah setiap tahun. Sama seperti data Uji Kompetensi Guru yang setiap tahun berubah-rubah sesuai dengan komitmen masing-masing instansi yang bersangkutan dalam menjalankan programnya,” katanya saat dihubungi nusantaranews.co, Rabu (7/9).

Lebih lanjut Kadarwati mengatakan, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta tidak pernah berhenti mendorong masyarakat, mulai dari siswa, guru, masyarakat umum untuk biasa membaca, bahkan menulis.

“Membudayakan minat baca masyarakat DKI Jakarta sudah menjadi bagian dari program yang dikeluarkan Kepala Disdik DKI Jakarta, bapak Sopan Adrianto. Setidaknya ada tiga program Disik yang dilaksanakan semalam ini,” ujar Kadarwati.

Ketiga program Disdik yang dimaksud yaitu, pertama meningkatkan minat baca siswa. Kedua, Menumbuhkembangkan budaya literasi di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta seperti membuat resensi buku, menyusun syniopsis dan menulis karya fiksi, non fiksi, cergam, maupun gambar dan produk animasi.

“Ketiga, menggiat lomba menulis karya ilmiah dan cerpen dengan berbagai lembaga terkait seperti: Pusat kajian strategi Mabes TNI, Lembaga Bahasa, UNJ dan sebagainya,” tambah dia.

Ketiga program tersebut, diharapkan dapat menunjang persaingan yang baik dan sportif dalam meningkatkan minat baca di DKI dengan daerah-daerah lainnya. Mengingat DKI per September 2016 berada di posisi kedua.

Sebagai informasi, Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat (Kesra) BPS Gantjang Amanullah, pertengahan pekan lalu menyatakan bahwa, minat baca siswa bisa dilihat dari jenis bacaan yang dibaca, seperti surat kabar atau majalah, membaca artikel elektronik, buku pelajaran dan buku nonpelajaran.

Berdasarkan beberapa jenis bacaan, ternyata minat baca siswa di DIY terbilang tinggi secara nasional. Sebab persentase siswa DIY yang membaca surat kabar atau majalah menempati urutan pertama sebanyak 27,62 persen. Kemudian urutan kedua dan ketiga ditempati Kalimantan Utara sebanyak 16,86 persen, dan DKI Jakarta sebanyak 14,36 persen.

Sementara persentase siswa DIY yang membaca artikel elektronik juga menempati urutan pertama dengan presentase 57,85 persen. Urutan kedua dan ketiga ditempati DKI Jakarta 51,33 persen dan Bali 39,46 persen. Namun persentase siswa DIY yang membaca buku pelajaran berada diurutan kedua dengan presentase 68,21 persen setelah Kepulauan Riau 74,13 persen dan sebelum DKI Jakarta 67,29 persen.

Khusus untuk persentase siswa pembaca buku nonpelajaran urutannya sama yakni pertama Kepulauan Riau sebanyak 74,13 persen, kedua DIY 68,21 persen, dan ketiga DKI Jakarta 67,29 persen. (Sulaiman)

Related Posts

1 of 4