Gaya Hidup

Pernikahan Tanpa Asmara Menjadi Tren Baru di Jepang

NUSANTARANEWS.CO –  Pernikahan tanpa Asmara atau menikah tanpa romansa semakin marak dilakukan oleh warga masyarakat di Jepang. Pernikahan semacam itu dilakukan lantaran begitu susahnya mencari pasangan hidup yang ideal.

Namun kenyataan tersebut sudah menjadi trend tersendiri bagi warga Jepang. Bahkan mereka memiliki istilah tersendiri yakni, ‘Kousai zero Nichiko’ yang artinya “pernikahan tanpa romansa”.

Salah satu kantor berita Inggris, Independent.co.uk dengan judul “Japanese men and women ‘giving up dating and marrying friends‘” melaporkan, salah satu pelaku tren ini tanpa tedeng aling-aling menuliskan pengalamannya di laman Matome Naver. Dia berbagi kisah keputusasaan menemukan pasangan, hingga akhirnya memutuskan menikahi temannya selama 10 tahun. Keputusan itu diambil hanya dalam waktu satu bulan.

Itulah dampak dari susahnya mencari pasangan hidup. Dimana sebagian besar nyaris mengalami rasa putus asa yang akut. Sehingga jalan pintas pun dilakukan, yaitu menikahi temannya sendiri. Percaya atau tidak, itu fakta dan sudah menjadi tren baru di Jepang.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Sebanyak 80 persen warga Jepang ingin menikah, namun mereka tidak punya pasangan,” ungkap peneliti Institut Nasional untuk Riset Populasi dan Keamanan Sosial di Jepang. Dari hasil survei juga disebutkan bahwa, rendahnya angka kelahiran, bukan disebabkan warga yang tidak ingin punya anak melainkan karena faktor susahnya mencari pasangan hidup.

Bagaimana tidak demikian, hasil survei terbaru yang dilakukan pemerintah Jepang menemukan sekitar 69 persen pria dan 59 persen wanita hidup melajang. Dimana hal itu berimbas pada rendahnya angka pertumbuhan penduduk di Jepang.

Dalam laporan disebutkan, selama lima tahun terakhir, hanya ada 8,4 bayi yang lahir untuk setiap 1000 orang. Artinya, angka kelahiran bayi di Jepang hanya sekitar 0,84 persen. Bahkan, jumlah populasi Jepang pun terus merosot. Diperkirakan, pada 2060, populasi Jepang akan ‘habis’ hingga 30 persen atau menjadi 87 juta jiwa, dari jumlahnya sekarang sebesar 127 juta jiwa. (sel/ris)

Related Posts

No Content Available