Perlawanan Jenin Menghadapi Gempuran Israel

Perlawanan Jenin Menghadapi Gempuran Israel
Dok Foto: Skyn News.

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Senin, 3 Juli, lebih dari 1.000 tentara Israel dikerahkan menyerbu kota Jenin di Tepi Barat – termasuk pengerahan tank, drone, dan pasukan khusus. Serangan tersebut menewaskan beberapa warga Palestina, melukai puluhan orang, dan memicu pertempuran kota yang sengit dengan para pejuang Palestina.

Serangan hari Senin tersebut merupakan serangan kedua besar-besaran tentara Israel di Jenin setelah serangan pertama pada dua minggu lalu.

Brigade Jenin dari Brigade Quds Jihad Islam Palestina telah menjuluki pertempuran itu sebagai “Fury of Jenin” – dalam menghadapi serbuan tentara Israel terbesar di Tepi Barat sejak Pertempuran Jenin selama “Intifadah Kedua” pada tahun 2002.

Akibat serangan udara dan darat secara brutal oleh pasukan Israel telah menewaskan delapan orang dan melukai puluhan orang lainnya, lapor kantor berita Palestina WAFA.

Menurut sumber-sumber lokal, tentara Israel berusaha menghacurkan perimeter kamp pengungsian Jenin dan memblokade jalan-jalan dengan buldoser untuk mencegah ambulan menolong korban yang terluka selama pertempuran berlangsung.

Al-Mayadeen dengan mengutip sumber-sumber lokal melaporkan bahwa tentara Israel sejauh ini tidak dapat menyerbu kamp, ​​dan menambahkan bahwa “mereka hanya beroperasi di pinggiran.”

Para pejuang Brigade Jenin, serta para pejuang dari Brigade Syuhada Al-Aqsa yang terkait dengan Fatah dan kelompok lainnya – melakukan perlawanan bersama bahu-membahu menghadapi gempuran tentara Israel dengan peluru dan alat peledak baru buatan lokal di medan pertempuran.

Dua drone Israel juga dilaporkan berhasil ditembak jatuh oleh para pejuang.

Para pejuang Palestina yang telah terlatih beroperasi dengan baik dan disiplin tinggi dalam menghadapi serangan tentara Israel, lanjut Al-Mayadeen mengutip sumber perlawanan.

Operasi militer Israel di Jenin yang ditargetkan akan berlangsung selama 48 jam tampaknya akan molor seperti yang sudah-sudah dan bahkan boleh jadi akan semakin tidak terkendali seperti ketika menghadapi perlawanan di Gaza.

Jenin sendiri terkenal sebagai benteng perlawanan utama Tepi Barat. Belum lagi selama dua dekade terakhir faksi-faksi perlawanan telah tumbuh dan berkembang dengan pesat di tempat lain di Tepi Barat. (Agus Setiawan)

Exit mobile version