MancanegaraPolitik

Perlawanan Bolivarian Menghadapi Intervensi AS Akan Menjadi Kisah Heroik Dalam Sejarah Amerika Latin

Tentara Revolusioner Bolivarian
Ilustrasi Tentara Revolusioner Bolivarian/Foto: El Universal

NUSANTARANEWS.CO Perlawanan kaum revolusioner Bolivarian menghadapi intervensi Amerika Serikat (AS) tampaknya akan menjadi kisah paling heroik dalam sejarah Amerika Latin pasca Perang Dunia II. Betapa tidak, bila saat ini perang ekonomi dan politik terus dilancarkan oleh AS – bahkan kemungkinan serangan militer pun sudah di depan mata. Boleh dibilang, saat ini, jutaan rakyat Venezuela sedang menulis sejarahnya.

Pada 30 April 2019 lalu, kaum revolusioner berhasil mematahkan serangkaian upaya kudeta yang dirancang oleh Gedung Putih dan dilancarkan pertama kali pada 23 Januari – ketika Guaido diakui sebagai Presiden oleh Washington. Salah satu dalih yang digunakan oleh AS untuk melakukan intervensi tersebut adalah tuduhan curang dalam pemilu presiden pada Mei 2018. Dengan narasi palsu ini, kemenangan Maduro dianggap tidak demokratis.

Menghadapi intervensi AS tersebut, kontan jutaan rakyat Venezuela bangkit, berbaris menunjukkan dukungan penuh kepada Maduro sebagai Presiden Venezuela. Semangat revolusioner Bolivarian tampak nyata ketika selama hampir tiga bulan ini, rakyat Venezuela terus melakukan aksi dengan kaki dan suara mereka. Jelas lebih nyata dari sekedar pemungutan suara dalam kotak suara. Bahkan, pada 4 Mei “tentara revolusioner Venezuela” berbondong-bondong menuju ke tempat pemungutan suara memberikan dukungannya kepada Presiden Maduro.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Presiden Maduro jelas semakin kuat posisinya setelah mendapat tekanan kuat dari AS. Melihat situasi ini, AS bahkan menutup mata. Tidak mau mengakuinya karena pemerintahan Maduro telah berani menentang kebijakan Washington. Di tambah lagi dengan bangkitnya gerakan revolusioner Bolivarian yang berpaham sosialisme di halaman belakangnya.

Mengapa AS sampai detik ini belum dapat menggulingkan pemerintahan Maduro? Jawabnya jelas: “Karena persatuan sipil-militer”. Bahasa Indonesianya TNI bersama Rakyat negara kuat. Kesadaran dan patriotisme sipil-militer telah menjadi benteng kokoh pertahanan negeri Simon Bolivar ini.

Kesadaran patriotik ini telah tumbuh dalam masyarakat luas, termasuk dalam militer. Dengan demikian rakyat Venezuela telah memperkuat pemerintahan mereka sendiri, memperkuat instrumen demokrasi itu sendiri.

Hal inilah sebetulnya yang ditakuti oleh para penentang kebijakan Presiden Trump bahwa: “intervensi ekonomi dan politik serta kemungkinan serangan militer adalah “kontraproduktif”. Justru akibat intervensi itu semakin memperkuat barisan perlawanan anti-AS di Amerika Latin. Bahkan gerakan revolusioner ini mulai memenangkan dukungan dari orang-orang di seluruh dunia – termasuk orang-orang di dalam negeri AS sendiri. Tentu saja hal ini sangat menyenangkan MIC. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,050