HukumPolitikTerbaru

Perlakuan Kontras Antara Alfian Tanjung dan Viktor Laiskodat

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tampaknya Alfian Tanjung harus bergabung dengan partai politik tertentu, setidaknya parpol pendukung pemerintah, sebelum berceramah dan menunding orang lain kader Partai Komunis Indonesia (PKI). Masih ingat politisi Partai NasDem, Viktor Laiskodat?

Alfian Tanjung kembali ditangkap polisi usai dinyatakan bebas oleh Pengadilan Negeri Surabaya atas kasus ceramah PKI di Masjid Mujahidin, Surabaya. Namun, setelah menjalani sidang eksepsi penasihat hukum Alfian diterima Majelis Hakim dan Alfian diebebaskan.

Baca juga: Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat Kompak Kecam Isi Pidato Victor di NTT

Baru saja hendak keluar dari Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Surabaya di Medaeng Sidaorjo, pria yang sangat getol berceramah tentang bahaya PKI itu kembali diciduk Polda Metro Jaya. Berdasarkan informasi yang dihimpun, keluar Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) baru untuk ceramah Alfian tanggal 1 Oktober 2016 lalu di Masjid Said Naum, Tanah Abang, Jakarta.

Kala itu, Alfian menyebut kader PDI-P dan orang dekat Presiden Joko Widodo adalah gerombolan kader PKI. Walhasil, Alfian pun mendekam di Rutan Mako Brimob Depok.

Baca Juga:  Asisten Administrasi Umum Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Dalam Rangka Penyusunan RKPD Tahun 2025

Baca juga: Pakar Telematika: Video Pidato Viktor Laiskodat Asli, Tanpa Editing

Tindakan ini sangat kontras jika dibandingkan dengan ceramah Viktor Laiskodat Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 1 Agustus 2017. Dalam kesempatan itu, Viktor terang-terangan menuding Gerindra, Demokrat, PKS dan PAN sebagai parpol yang mendukung PKI dan konsep khilafah Islamiyah.

Tak hanya itu, Viktor juga memprovokasi masyarakat secara luas untuk melakukan aksi pembunuhan. “Nanti negara hilang, kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965, mereka tidak berhasil. Kita yang eksekusi mereka,” kata Viktor dalam salah satu kalimat yang dilontarkannya.

Suara Viktor jelas terdengar dalam video berdurasi 2 menit 5 detik itu. “Kelompok-kelompok ekstremis ini mau bikin satu negara lagi, tak mau di negara NKRI. Domo ganti dengan nama khilafah. Ada sebagian kelompok ini mau bikin negara khilafah. Dan celakanya partai-partai pendukung ada di NTT. Yang dukung khilafah ini ada di NTT itu nomor satu Partai Gerindra, nomor dua itu namanya Demokrat, partai nomor tiga itu PKS, nomor empat itu PAN. Situasi nasional ini partai mendukung para kaum intoleran. Catat bae-bae, calon bupati, calon gubernur, calon DPR dari partai tersebut, pilih supaya ganti negara khilafah. Mengerti negara khilafah? Semua wajib solat. Mengerti? Negara khilafah tak boleh ada perbedaan, semua harus solat. Saya tidak provokasi. Nanti negara hilang, kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965, mereka tidak berhasil. Kita yang eksekusi mereka. Jangan tolak Perppu Nomor 2 Tahun 2017.”

  1. Viktor Laiskodat, Ini Sosok Kontroversial di Balik Pidato Provokatif
  2. Pidato Viktor Laiskodat, MUI: Harus Ditempuh Jalur Hukum
  3. 9 Sikap Gerindra Tanggapi Pidato Provokatif Viktor Laiskodat
  4. Provokasi Rakyat, Gerindra Laporkan Viktor Laiskodat dengan Pasal Berlapis
  5. Demokrat Percaya Aparat Langsung Tindak Viktor Laiskodat
  6. Pengamat: Viktor Sangat Emosional, Intelektualnya Terlihat Rendah dan Buruk
Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

Lalu bagaimana sikap DPR? Bagaimana sikap kepolisian? (ed)

(Editor: Eriec Dieda)

Related Posts

1 of 30