NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Peristiwa Teror 11 September 2001 atau yang lebih dikenal tragedi 9/11 adalah salah satu fitnah terbesar bagi umat Islam di seluruh dunia. Serangan terhadap gedung pencakar langit Amerika Serikat, World Trade Center, itu seolah telah menjadi konspirasi besar abad 21 untuk menyudutkan umat muslim di seluruh belahan dunia.
Sebab, tepat 10 hari pasca serangan, Presiden George Walker Bush langsung mengumumkan perang terhadap terorisme dan radikalisme di seluruh dunia. Kampanye ini masih berlangsung sampai sekarang.
Baca juga: Misteri ID & Paspor Dalam Serangan Teror New York 9/11 Hingga Manchester 2017
Bahkan, Bush sempat menyebut akan digelar perang salib (crusade) meskipun ucapan ini kemudian ditariknya. “Mengapa mereka membenci kita? Mereka membenci apa yang mereka lihat di sini, di negara di mana pemerintah dipilih secara demokratis. Mereka membenci kebebasan kita, kebebasan beragama kita, kebebasan berbicara kita, serta kebebasan kita untuk memilih,” kata Bush dengan penuh keyakinan waktu itu.
Aneh bin ajaib, Osama bin Laden kemudian langsung mengklaim bertanggungjawab terhadap serangan dan teror mematikan yang menewaskan sedikitnya 3500 orang itu. Osama, yang notabene intelijen didikan CIA tampil ke hadapan publik dunia bersama dengan sebuah organisasi yang dinamainya Al-Qaeda.
Baca juga: ISIS, Wahabi, Serangan 9/11 dan Teror Barcelona
Amerika yang pamer kemarahan terhadap para penyerang gedung World Trade Center segera mengirim pasukan untuk menangkap Osama bin Laden dan menghancurkan jaringan terorisnya di Afghanistan. Perang Afghanistan sampai saat ini masih berlangsung dan tak kunjung usai. Kebijakan perang melawan teror yang dikampanyekan AS dimulai dengan menginvasi Afghanistan untuk menghancurkan Taliban yang dianggap melindungi anggota-anggota Al-Qaeda.
Terlepas dari itu, celaka seolah tak dapat dihindarkan. Diakui atau tidak, peristiwa 9/11 merupakan puncak fitnah terbesar bagi umat Islam di seluruh dunia. AS menuduh secara sepihak bahwa umat Islam sebagai biang teroris. Sialnya, tuduhan teroris ini sudah melabeli umat Islam di seluruh dunia, setidaknya dalam kurun waktu 17 tahun terakhir termasuk di Indonesia.
Baca juga: Media Indonesia Perlu Belajar dari War On Terorism
Ambil contoh misalnya setiap ada peristiwa teror di tanah air, selalu dikait-kaitkan dengan orang Islam yang seakan hendak memastikan bahwa fitnah ini akan terus berlangsung bahkan hingga akhir zaman. Atau setidaknya memperkuat proyek studi kontra-terorisme yang hingga kini bahkan belum mampu mendefinisikan istilah teroris secara komprehensif. (eda/edd/berbagai sumber)
Editor: M Yahya Suprabana & Eriec Dieda
