Peringati HJK, Kasad: TNI AD Tak Boleh Tinggalkan Jati Diri Sebagai Tentara Rakyat

Kasad, Jenderal TNI Mulyono, saat menaiki Jeep sembari mengecek kesiapan pasukan TNI AD. Foto Dok. Dispenad

Kasad, Jenderal TNI Mulyono, saat menaiki Jeep sembari mengecek kesiapan pasukan TNI AD. Foto Dok. Dispenad

NUSANTARANEWS.CO – Dalam suasana memperingati Hari Juang Kartika (HJK) tahun 2016, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Mulyono, mengajak kepada seluruh prajurit TNI AD untuk merenungkan kembali salah satu pesan yang disampaikan Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Adapun pesan tersebut adalah ‘Satu-satunya hak milik nasional yang masih utuh tidak berubah-ubah, meskipun harus mengalami segala macam soal dan perubahan, hanyalah Angkatan Perang Republik Indonesia’.

Kasad mengungkapkan, pesan tersebut harus dimaknai bahwa TNI AD saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi organisasi yang modern dan profesional.

“Namun demikian, prajurit TNI AD tidak boleh meninggalkan jati dirinya sebagai Tentara Rakyat,” ungkap Kasad Jenderal TNI Mulyono pada acara peringatan Hari Juang Kartika tahun 2016 bertempat di Ambarawa, Jawa Tengah, Kamis (15/12/2016).

Peringatan HJK Tahun 2016 sendiri, diselenggarakan dengan upacara sederhana, tersebar dan serentak di seluruh wilayah Indonesia. Selain kegiatan upacara, peringatan HJK juga diisi dengan kegiatan syukuran dan berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya seperti operasi katarak dan operasi bibir sumbing secara gratis.

Kasad, Jenderal TNI Mulyono, beserta jajaran Perwira Tinggi TNI AD memberikan penghormatan kepada pasukan TNI AD. Foto Dok. Dispenad

Kegiatan tersebut merupakan refleksi dari jati diri TNI sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional yang senantiasa harus manunggal dengan rakyat serta mengedepankan kepentingan masyarakat, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di atas segala-galanya.

Selaku pimpinan TNI AD, pada peringatan HJK kali ini, Kasad mengikuti Upacara di Kota Ambarawa. Kota Ambarawa sendiri merupakan tempat terjadinya pertempuran darat bersejarah 71 tahun yang silam, tepatnya pada tanggal 15 Desember 1945.

Peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Palagan Ambarawa itu, telah membawa dampak politik secara internasional dan menjadi momentum penting bagi TNI AD sebagai penjaga tegaknya dan kokohnya NKRI.

Kasad mengungkapkan, peringatan HJK, selain sebagai sarana untuk introspeksi diri, juga dapat dipandang sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban TNI AD kepada rakyat atas pembangunan kekuatan yang telah dilaksanakan.

Tema yang ditetapkan pada HJK tahun 2016 adalah ‘Melalui Hari Juang Kartika, Kita Mantapkan Jati Diri TNI AD dan Kemanunggalan TNI-Rakyat Guna Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian’.

Tema tersebut mengandung makna bahwa TNI AD dengan Jati dirinya sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara Nasional yang Profesional, senantiasa tumbuh berkembang dan berjuang bersama rakyat untuk kepentingan rakyat Indonesia. TNI AD juga meyakini bahwa TNI akan kuat jika senantiasa manunggal dengan rakyat, karena kekuatan TNI yang didukung oleh rakyat merupakan bentuk aplikasi pertahanan semesta yang melibatkan seluruh potensi Bangsa dalam ikut serta membela NKRI.

Di sisi lain, dengan masih adanya tindakan prajurit-prajurit yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat,  pada kesempatan ini Kasad pun menyampaikan permohonan maaf yang setulus-tulusnya, atas berbagai hal yang membuat tidak berkenannya di hati masyarakat Indonesia.

Pada kesempatan ini pula Kasad sekaligus mohon doa restu kepada seluruh rakyat Indonesia agar tekad pengabdian TNI AD kepada masyarakat, Bangsa dan Negara senantiasa berada pada arah yang benar.

TNI AD bertekad untuk terus membenahi diri dan meningkatkan kualitas pengabdiannya. “Bagi TNI AD, kehormatan tertinggi adalah ketika mampu memberikan karya dan pengabdian terbaik bagi masyarakat, Bangsa dan Negara”, ungkap Kasad.

Dalam memeriahkan peringatan Hari Juang Kartika di Ambarawa diisi dengan berbagai kegiatan antara lain terjun bebas militer/Free Fall, Defile dan demo Fly Pass Helly, Ply Pass Lokananta Akmil, Drama Kolosal Palagan Ambarawa, ditutup dengan syukuran dan hiburan. (Deni)

Exit mobile version