Berita UtamaPolitik

Perihal Debat Pamungkas, JPPR: Berjalan Keras, Saling Serang, Tetap Subtansial

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Debat ketiga Pilkada Jakarta benar-benar seperti final. Masing-masing pasangan calon memanfaatkan momentum debat terakhir sekuat-kuatnya. Tujuan untuk menyampaikan program kerja sehingga bisa dianggap unggul oleh masyarakat pemilih disampaikan dengan cara yang relatif keras dan saling menyerang antar pasangan calon.

Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menyampaikan, materi pertanyaan yang disampaikan ke pasangan calon lain adalah materi yang kira-kira jawabannya bisa diserang balik. Cara menyampaikan jawaban dan merespon juga didasarkan kepada isu yang selama ini menjadi perdebatan publik yaitu terkait karakter dan pengalaman yang dinilai secara kritis.

“Bahkan hingga segmen terakhir pun, pasangan calon masih menggunakan kesempatan tersebut untuk mengunggulkan dirinya sekaligus menilai pasangan calon lain. Ketiganya memberikan pesan kepada masyarakat pemilih di akhir sessi secara komparatif,” kata Masykur kepada media, Sabtu (11/2/2017).

Baca:

Debat Pilkada DKI 3, Ahok: Paslon Nomor Urut 1 dan 3 Suka Bangun Opini Menyesatkan
Disebut Ahok Bangun Opini Menyesatkan, Ini Jawaban Agus Yudhoyono
Debat Pilkada DKI 3, Ahok-Djarot vs Anies-Sandi Soal Kekerasan di Sekolah
Menurutnya proses debat yang seperti ini masih dalam taraf yang wajar. “Justru dengan debat yang keras, masyarakat pemilih tidak hanya dapat menilai materi jawaban dan cara menyelesaikan persoalan Jakarta, tetapi juga dapat membandingkan bagaimana jawaban itu disampaikan. Cara dialektis antar pasangan calon semakin memudahkan masyarakat pemilih Jakarta dalam membedakan ketiganya,” terang Masykur.

Baca Juga:  Masyarakat Rame-Rame Coblos di TPS, Jatim Bisa Lumbung Suara Prabowo-Gibran

Kerasnya perdebatan, tambah dia, juga menyumbang emosi positif masyarakat pemilih. Setelah debat ketiga ini berlangsung, masyarakat Jakarta tidak hanya sudah menentukan pilihan tetapi juga akan membuktikan pilihannya tersebut di hari pemungutan suara. Proses debat semakin meyakinkan pemilih untuk berpartisipasi di 15 Pebruari nanti.

Simak:
Debat Pilkada DKI Jakarta 3, Anies-Sandi vs Agus-Sylvi Soal Penertiban dari Satpol PP ke Pedagang
Debat Panas Ahok-Djarot vs Agus-Sylvi Soal Rumah Apung dan Program 1 Miliar per RW

“Oleh karena itu, karena masyarakat pemilih Jakarta sudah menentukan pilihan, maka pasangan calon beserta tim kampanyenya tidak perlu lagi melakukan kampanye terselubung dimasa tenang. Ciptakan masa tenang benar-benar tenang, karena kalau berkampanye justru akan menghasilkan efek negatif,” katanya.

Namun, kata Masykur menandaskan, yang lebih penting dilakukan oleh pasangan calon di hari tenang adalah memastikan pengetahuan dan ketrampilan para saksi untuk mengawal suara dan menciptakan proses pemungutan suara secara jujur dan adil. “Jangan sampai ada saksi dari pasangan calon yang justru tidak mengetahui bagaimana keadilan pemungutan suara diwujudkan,” harapnya.

Baca Juga:  WaKil Bupati Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Tahun 2024 Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 10