Berita UtamaEkonomiMancanegaraTerbaru

Perdagangan Rusia dan Cina Kini Lebih Banyak Menggunakan Mata Uang Lokal

Perdagangan Rusia dan Cina Kini Lebih Banyak Menggunakan Mata Uang Lokal
Perdagangan Rusia dan Cina kini lebih banyak menggunakan mata uang lokal.

NUANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov mengatakan bahwa lebih dari 70% perdagangan antara Cina dan Rusia telah diselesaikan dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing. Meningkat hanya dalam waktu satu tahun dimana perdagangan baru mencapai 30%.

Hal tersebut muncul oleh dorongan kolektif BRICS yang berusaha menghilangkan ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional. Di samping itu, karena yuan Cina juga telah mengalami peningkatan prevalensi sehingga  kedua negara memanfaatkan momentum tersebut.

Meningkatnya prevalensi negara-negara BRICS telah menjadi sorotan sepanjang tahun ini. Sejauh ini, kolektifitas BRICS telah melampaui negara-negara G7 dalam PDB (PPP). Jelas telah terjadi pergeseran keseimbangan kekuatan global.

Sekarang, negara-negara yang menyerukan penghapusan dolar AS secara internasional telah mendapatkan daya tarik.

The Global Times melaporkan pernyataan Siluanov bahwa negara-negara tersebut telah menggunakan Rubel Rusia dan Yuan Cina dalam penyelesaian perdagangan dengan kecepatan tinggi. Selain itu, pemanfaatan mata uang lokal dalam perdagangan tetap menjadi prioritas bagi Rusia dan “saling menguntungkan” bagi kedua negara.

Baca Juga:  Kebutuhan Energi di Jawa Timur Meningkat

Laporan tersebut mencatat bahwa volume perdagangan antara kedua negara mencapai rekor $190,27 miliar pada tahun 2023. Selain itu, angka tersebut mewakili peningkatan 29,3% dari tahun sebelumnya. Sebaliknya, negara-negara tidak sendirian dalam mengharapkan relevansi dolar AS yang menurun. Presiden Brasil sebelumnya telah meminta negara-negara BRICS untuk merangkul penggantian mata uang internasional. (AS)

Related Posts

1 of 42