Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Perang Yaman: Aset Strategis Saudi Dihajar Serangan “Kamikaze” dan Rudal Yaman

Perang Yaman: Aset strategis Saudi dihajar serangan “Kamikaze” dan Rudal Yaman.
Perang Yaman: Aset strategis Saudi dihajar serangan “Kamikaze” dan Rudal Yaman/Foto: Reuters

NUSANTARANEWS.CO, Sanaa – Perang Yaman: Aset strategis Saudi dihajar serangan “Kamikaze” dan Rudal Yaman. Pada hari Senin, patokan harga internasional minyak mentah berjangka Brent melonjak di atas US$ 70 per barel untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun ini. Sementara minyak mentah berjangka AS mengalami kenaikan menjadi US$ 67,98 per barel, level tertinggi sejak Oktober 2018.

Kementerian energi Arab Saudi mengatakan bahwa serangan terhadap kilang minyak di salah satu pelabuhan pengiriman minyak terbesar di dunia diserang oleh pesawat tak berawak dan rudal balistik menargetkan fasilitas Saudi Aramco, menurut kantor berita negara SPA.

Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara tentara Yaman membeberkan terkait rincian serangan rudal dan pesawat tanpa awak militer Yaman terhadap target strategis dan fasilitas minyak Arab Saudi pada hari MInggu.

Saree mengatakan bahwa serangan itu dilakukan pada Minggu malam dengan 8 rudal dan 14 pesawat bunuh diri tanpa awak. Jenderal itu juga mengungkapkan fasilitas minyak Aramco di kota pelabuhan Ras Tanura di Provinsi Timur Arab Saudi terkena serangan itu.

Baca Juga:  Safari Ramadhan, Pj Bupati Pamekasan Buka Bersama 10 Anak Yatim di Kecamatan Pademawu dan Galis

Dijelaskan, tujuh rudal Badr dan empat drone bunuh diri digunakan untuk menghantam pangkalan militer Saudi di Dammam, Asir, dan Jizan.

Juru bicara juga mengatakan bahwa operasi itu adalah “hak alami dan sah rakyat Yaman” dalam perang menghadapi agresi militer dan blokade ketat pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Saree memperingatkan bahwa serangan balasan yang “menyakitkan dan menentukan” akan terus berlanjut selama pasukan koalisi tidak menghentikan agresi militernya.

Seperti diketahui, sejak serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang didukung penuh oleh AS dan Inggris pada 25 Maret 2015 – puluhan ribu serangan udara telah dilancarkan membombardir Yaman menjadi puing-puing sehingga menimbulkan krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Belakangan, setelah infrastruktur Yaman tinggal puing-puing, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru memberi label hitam pada pasukan koalisi Pimpinan Arab Saudi.

Bayangkan, 80 persen dari 28 juta penduduk Yaman kini hidup bergantung pada bantuan kemanusiaan. Sekitar 20 juta terancam kelaparan dalam jangka panjang,” kata seorang pejabat PBB.

Baca Juga:  Bupati Paparkan Program Prioritas Saat Safari Ramadhan di Sebatik

Kelaparan bukan satu-satunya dampak buruk dari blokade Saudi. Selama tiga tahun perang, Yaman telah menderita wabah kolera terbesar, penyakit mematikan yang sebenarnya hampir punah oleh pengobatan modern.

Epidemi kolera Yaman, telah menimpa lebih dari 900.000 orang sebagai akibat rusaknya infrastruktur air dan perawatan kesehatan yang dihancurkan oleh pesawat tempur koalisi Saudi sebagai target yang disengaja. Dengan memblokir akses terhadap air bersih dan persediaan medis, Saudi telah membiarkan epidemi tersebut menjalar dan menyebar membunuh lebih banyak rakyat Yaman.

Perang telah menghancurkan setengah dari rumah sakit dan klinik Yaman, membuat orang-orang tidak berdaya terutama pada saat mereka sangat membutuhkan pasokan medis (Agus Setiawan)

Baca: Artikel Serial “Perang Yaman”

Related Posts

1 of 3,051