Mancanegara

Perang Antar Geng di Pekan Raya Trenton, New Jersey, Amerika Serikat

Perang Antar Geng di Pekan Raya Trenton, New Jersey, Amerika Serikat
Perang Antar Geng di Pekan Raya Trenton, New Jersey, Amerika Serikat

NUSANTARANEWS.CO, Amerika Serikat (AS) – Terjadi insiden perang antar geng di Pekan Raya Trenton, New Jersey, Amerika Serikat. Tembak menembak tampaknya sudah menjadi sesuatu hal yang biasa di AS layaknya di film-film action produksi Hollywood. Insiden penembakan kali ini justru terjadi di tengah perdebatan mengenai aturan kepemilikan senjata di AS, terutama setelah tragedi penembakan di sebuah sekolah di Florida yang merenggut 17 nyawa pada Februari lalu.

Insiden penembakan di pekan raya seni di Trenton, New Jersey kali ini agak berbeda yang menyebabkan dua puluh dua orang terluka dan satu orang tewas. Penembakan tersebut bukan seperti apa yang banyak dibayangkan orang Amerika sebagai penembakan massal yang khas, di mana seorang pria bersenjata menembak tanpa pandang bulu ke kerumunan. Sebaliknya, insiden ini merupakan tembak-menembak yang melibatkan serbuan geng bersenjata.

Seperti dilansir New York Times, para penembak saling tembak menembak satu sama lain di festival Art All Night pada dini hari sekitar pukul pukul 03:00 waktu setempat. Menurut informasi, ada perkelahian di sekitar lokasi pekan raya sebelum terjadi penembakan.

Baca Juga:  Mantan Komandan NATO Menyerukan untuk Mengebom Krimea

Terlepas dari itu semua, peristiwa perang antar geng seperti ini layak mendapat perhatian publik. Kasus Trenton adalah sebuah potret yang sangat buruk yang merepresentasikan kekerasan bersenjata sehari-hari yang terjadi di AS.

Menurut data tahun 2016, ada hampir 39.000 kematian karena senjata api di AS. Lebih dari 14.000 adalah kasus pembunuhan, dan 23.000 kasus bunuh diri. Sementara 71 kematian adalah karena penembakan massal – hanya 1 persen dari jumlah korban penggunaan senjata api.

Korban di Trenton, termasuk pria bersenjata yang terbunuh, berkulit hitam. Ini juga merupakan hal yang umum. Pada tahun 2016, misalnya, lebih dari 52 persen korban pembunuhan (73 persen di antaranya dibunuh dengan senjata) berkulit hitam, meskipun populasi mereka sekitar 13 persen dari populasi umum.

Masalah ras mugkin satu hal yang dapat menjelaskan mengapa pemerintah federal kurang perhatian terhadap kekerasan bersenjata. Bias rasial telah membuat orang kulit putih Amerika cenderung menganggap orang kulit hitam sebagai kriminal.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Akibat insiden perang antar geng ini, pihak penyelenggara pekan raya terpaksa menghentikan rangkaian acara kesenian tahunan tersebut.

“Kami masih memproses kejadian ini dan kami tak punya jawaban sekarang, tapi mohon diketahui bahwa staf, sukarelawan, seniman, dan musisi kami dalam keadaan sehat,” tulis penyelenggara melalui Facebook.

Sementara Wali kota Trenton, Eric Jackson mengatakan, “Kota kita, termasuk pinggiran Amerika, sekarang mengalami peningkatan penembakan publik seperti ini. Ini bukan hanya aksi kejahatan sembarangan,” katanya.

Gubernur New Jersey, Phil Murphy, sendiri mengaku sudah menandatangani enam aturan pengendalian senjata api. Namun, urusan penyebarluasan senjata api harus diselesaikan secara nasional. (Aya)

Related Posts

1 of 3,049