Mancanegara

Perancis Naikkan Anggaran Militernya Mencapai 40 Persen

NUSANTARANEWS.CO – Pemerintah Perancis mengumumkan peningkatan besar anggaran militer pada tahun 2018. Anggaran tersebut mencapai angka 40 persen di tengah tuntutan NATO dan Presiden AS Trump guna membantu meringankan bebas AS yang saat ini menyumbang sekitar 70% persen untuk pengeluaran pertahanan NATO.

Pemerintah Perancis mengajukan sebuah RUU yang meningkatkan pengeluaran untuk militernya dimulai dari angka 34,2 miliar euro (42 miliar dolar AS) pada 2018 hingga 50 miliar euro pada 2025.

Rencana ini tentu tak lepas dari janji kampanye Emmanuel Macron tahun lalu yang mengatakan akan meningkatkan pengeluaran pertahanan menjadi 2 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2025. Rencana ini ternyata sesuai dengan yang diinginkan NATO dan semua anggotanya. Anggaran pertahanan Perancis saat ini tercatat 1,8 persen dari PDB.

Baca:
Angkatan Bersenjata Perancis Ganti Senjata Dari FAMAS Ke HK416F
Kehadiran Pasukan PBB, AS dan Perancis Memaksa Warga di Afrika Angkat Senjata
Prancis, G5, Saudi dan AS Sepakat Sahel Jadi Zona Perang Melawan Teroris
Mengintip Rudal Baru Angkatan Bersenjata Prancis

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

“Kondisi dunia sedang tidak pasti dan ancamannya semakin sulit diprediksi karena bercampur baur,” ujar Menhan Florence Parly dikutip New York Times, Minggu (11/2/2018).

Florence bersikeras bahwa Perancis membutuhkan pengeluaran besar untuk pertahanan guna mempertahankan pengaruh global Prancis, terutama di negara-negara koloni. Perancis memiliki ribuan tentara di luar negeri, dari Timur Tengah sampai Afrika, dan akan menjadi satu-satunya negara bersenjata nuklir Uni Eropa setelah Inggris meninggalkan blok tersebut tahun depan.

Sebagian besar dana akan dihabiskan untuk mengganti kendaraan pengangkut personil lapis baja yang sudah menua, menambah pesawat tanker, dan meningkatkan pesenjataan nuklir Perancis.

RUU itu juga memasukkan anggaran tambahan untuk mendanai pasukan Perancis yang tengah melakukan sejumlah operasi di berbagai belahan dunia seperti di Timur Tengah dan Afrika. Perancis menempatkan ribuan tentaranya di Suriah dan Irak, serta 4.000 tentaranya di Afrika Barat dan Tengah. Bahkan sejak 2015, jumlah pasukan yang berpatroli di jalanan Perancis setelah serangkaian serangan teror.

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

Modernisasi peralatan militer merupakan bagian dari upaya Macron untuk memperkuat kapasitas pertahanan kolektif Eropa dan memperkuat Uni Eropa sebagai langkah merajut kembali benang kusut Uni Eropa pasca ditinggal Inggris (Brexit).

Penambahan anggaran Perancis ini terbilang cukup mengejutkan. Tahun lalu, kontroversi terjadi lantaran Presiden Macron melakukan pemangkasan anggaran pertahanan yang kabarnya mencapai angka 850 juta euro (Rp 13 triliun). Akibatnya, panglima angkatan bersenjata Perancis Jenderal Pierre de Villiers mengundurkan diri. (ed)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 17