NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Belum meratanya penerimaan subsidi energi untuk masyarakat kurang mampu, khususnya di Jawa Timur disorot. Bahkan, anggota DPRD Jawa Timur Noer Soetjipto menyebut secara ekstrem kalau rumah tangga dengan kondisi sosial ekonomi terendah diperkirakan hanya menikmati 40 persen dari total subsidi energi.
“Sisanya, subsidi energi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang lebih mampu. Padahal kelompok masyarakat kecil 1-4 yang seharusnya berhak mendapatkan subsidi energi,” jelas politisi Gerindra ini, Kamis (9/3).
Pria asal Trenggalek ini mengatakan tercatat, ada sekitar 5,77 juta rumah tangga dari kelompok miskin dan hampir miskin yang tidak menggunakan subsidi LPG, sementara sekitar 5,75 juta tidak menggunakan BBM.
Noer Soetjipto mengatakan terdapat 419.419 rumah tangga miskin ekstrem (37,6 persen) yang tidak menikmati subsidi LPG 3 kg dan sebanyak 462.915 rumah tangga miskin ekstrem (40,9 persen) yang tidak menikmati subsidi BBM.
“Artinya ini tantangan ke depan bagaimana subsidi energi bisa dinikmati mestinya oleh semua masyarakat miskin ekstrem, apalagi pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan ekstrem turun ke 0 persen pada 2024,” jelasnya.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara Made Arya Wijaya menyampaikan bahwa pemerintah menyiapkan anggaran kompensasi dan subsidi energi sebesar Rp399,6 triliun untuk tahun 2023.
Anggaran subsidi dan kompensasi energi yang awalnya ditetapkan pemerintah sebesar Rp152,2 triliun tahun ini melonjak hingga Rp 502,4 triliun, bahkan berpotensi melebihi Rp650 triliun. (setya)