NUSANTARANEWS.CO – Pentagon telah memberi sinyal bahwa Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) akan menjalankan operasi militer secara rahasia di Venezuela dalam beberapa hari ke depan yang dikhawatirkan sebagai langkah awal persiapan invasi ke negeri Bolivarian itu. Bersamaan dengan pernyataan Pentagon itu, kapal rumah sakit USNS Comfort telah mendekati pantai timur laut Venezuela, dan pesawat-pesawat pengintai AS kembali memasuki wilayah udara Venezuela.
Pada insiden Jum’at lalu, jet tempur Su-30 angaktan udara Venezuela telah mengintersep dan mengusir pesawat pengintai EP-3 Orion AS.
Selama beberapa hari belakangan ini, memang pesawat mata-mata AS telah berulang kali melakukan pelanggaran wilayah udara sehingga Kementerian Pertahanan negara itu mengatakan bahwa pelanggaran itu merupakan ancaman serius terhadap kedaulatan Venezuela.
Seperti pada hari Sabtu kemarin, angkatan bersenjata Venezuela melaporkan bahwa pesawat AS kembali melanggar wilayah udara, melanjutkan tren yang terus meningkat sejak upaya kudeta bulan Januari lalu ketika tokoh oposisi Juan Guaido yang mendapat dukungan AS menyatakan dirinya sebagai “presiden” negara itu.
Dalam sebuah cuitan tweeter dikatakan, “Hari ini (hari Sabtu), sekali lagi pesawat mata-mata AS melanggar zona udara Venezuela, melanggar keamanan penerbangan dan perjanjian internasional. AS secara terang-terangan telah menghina negara kami,” bunyi cuitan tersebut.
Terkait kabar rencana invasi tersebut, Diosdado Cabello, presiden Majelis Konstituante dan wakil presiden Partai Sosialis Venezuela yang berkuasa mengatakan bahwa Venezuela siap melakakukan perang total dengan AS, katanya dalam sebuah forum di Sao Paulo pada hari Sabtu (27/7). Sambil mengatakan: “Marinir AS akan mengalami masalah keluar hidup-hidup dari Venezuela jika mereka masuk, tegasnya.
“Kami siap perang hari ini. Jika AS menginginkan, mereka akan mendapatkan “perang semesta” yang akan melibatkan seluruh rakyat kami untuk membela tanah air,” kata Cabello dengan penuh keyakinan.
Sementara Kremlin yang khawatir dengan meningkatnya krisis politik di Venezuela serta kabar mengenai rencana invasi AS telah mengirimkan personil miiliternya ke negeri Bolivarian itu untuk melindungi Presiden Maduro.
Kekhawatian Moskwa wajar saja, karena menurut penelitian dari Institut Amerika Latin di Rusia – perkiraan investasi Rusia di Venezuela diperkirakan mencapai US$ 20 milyar.
Selain itu, negeri Simon Bolivar ini merupakan operator terbesar peralatan militer Rusia di Amerika Selatan seperti: senapan serbu, pesawat tempur dan helikopter. Rusia telah memberi pinjaman sebesar US$ 3 milyar untuk meningkatkan alutsista militer Venezuela. Bahkan Kalashnikov, pembuat senapan AK-47 Rusia, kini sedang membangun pabriknya di Venezuela. (Agus Setiawan)