Berita UtamaMancanegaraTerbaru

Pentagon Setujui Penjualan 12 Jet Tempur F-16 Viper ke Filipina

Pentagon Setujui Penjualan 12 Jet Tempur F-16 Viper ke Filipina
Pentagon Setujui Penjualan 12 Jet Tempur F-16 Viper ke Filipina/Foto: SCMP

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Pentagon mengumumkan bahwa Filipina telah mengajukan permintaan untuk pengadaan 10 jet tempur canggih F-16 Viper kursi tunggal dan 2 kursi ganda Lockheed Martin termasuk suku cadang dan pelatihan yang bernilai hingga US$ 2,6 miliar.

Demikina pula Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Amerika Serikat (AS) selain menyetujui penjualan varian baru F-16 tersebut, juga dilaporkan telah menyetujui penjualan 12 Rudal Harpoon Air Launched Block II, suku cadang, dan peralatan pendukung buatan Boeing senilai US$ 120 juta.

Juga 24 rudal taktis AIM-9X Sidewinder Block II dan suku cadang buatan Raytheon Technologies sernilai US$ 42,4 juta.

Washington berharap dengan penjualan paket persenjataan itu dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Filipina untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan – serta mendukung operasi kontra-terorisme secara presisi di Filipina Selatan, kata DSCA.

“Bahwa paket ini secara lebih luas akan mendukung kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS dengan membantu meningkatkan keamanan mitra strategis yang terus menjadi kekuatan penting bagi stabilitas politik, perdamaian, dan kemajuan ekonomi di Asia Tenggara.”

Baca Juga:  Ketua DPRD Nunukan Gelar Reses Dengan Para Pedagang di Pasar Yamaker

Seperti diketahuii, Filipina saat ini memang sedang mencari jet tempur multi-peran baru dan sedang mengevaluasi F-16 dan Gripen SAAB. Namun Washington tampaknya mengambil langkah proaktif sekaligus berupaya memperbaharui perjanjian kerjasama militer dengan Filipina terkait kehadiran pasukan AS di negara itu.

Terlepas dari persetujuan DSCA, sampai sejauh ini belum ada sebuah kontrak yang telah ditandatangani atau negosiasi telah selesai.

Filipina adalah sekutu AS dan memiliki beberapa perjanjian militer seperti Visiting Forces Agreement (VFA) yang mengatur rotasi ribuan marinr AS masuk dan keluar dari Filipina.

Perjanjian militer ini tidak hanya penting untuk pertahanan Filipina, tetapi juga memiliki arti strategis bagi AS dalam menghadapi perngaruh Cina yang semakin kuat di kawasan. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,049