PeristiwaPolitik

Penjelasan Tjahjo Kumolo Soal Penggerudukan Kantor Kemendagri

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menduga para penyerang kantornya adalah massa yang bergerak atas perintah oknum tertentu. Dugaan tersebut disampaikan usai Tjahjo mendapat kabar penyerangan yang dilakukan beberapa orang dari Papua hingga menyebabkan sejumlah kerusakan di kantor Kemendagri.

Para penyerang mengatasnamakan dirinya sebagai Barisan Merah Putih Tolikara. Mereka adalah pendukung Calon Bupati Tolikara John Tabo-Barnabas Weya di Pilkada 2017.

“Karena Kemendagri ring satu Istana harus diamankan, diperkuat paspam/satpol PP malam hari jaga pagar kantor tanpa senjata. Saya minta jajaran Kemendagri jangan terpancing kekerasan. Mereka massa yang diperintah,” ujar Tjahjo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (11/10).

Penyerangan kantor Kemendagri terjadi saat Barisan Merah Putih Tolikara hendak bertemu Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Soedarmo, dan Direktur Jenderal Otonomi Daerah Soemarsono untuk membahas sengketa Pilkada 2017 di Tolikara, Papua.

Beberapa saat jelang pertemuan, kelompok masyarakat itu justru keluar ruangan. Mereka menolak bertemu Soemarsono dan Soedarmo dan langsung menyerang Kantor Kemendagri.

Baca Juga:  Gelar Aksi, FPPJ Jawa Timur Beber Kecurangan Pilpres 2024

Massa secara tiba-tiba berhasil menerobos masuk, memanfaatkan kelengahan pengamanan dalam Kemendagri yang setiap hari berjaga-jaga di pagar depan. “Kami tak pernah didengar, kami ini dianggap apa,” teriak salah seorang pengunjuk rasa sambil melemparkan apa yang bisa diraih.

Massa diperkirakan berjumlah puluhan orang. Namun aksinya mampu membuat porak poranda pengamanan dalam Kemendagri. Kemudian pegawai negeri sipil (PNS) Kemendagri tidak menerima aksi tersebut. Mereka kemudian balas menyerang. Aksi lebih lanjut tak dapat dihindarkan. Saling lempar dan pukul terus mewarnai hingga ke jalanan.

Akibat aksi tersebut seorang anggota Pamdal Kemendagri terlihat dilarikan ke bagian dalam. Dia dibopong dengan kucuran darah di bagian kepala. Demikian juga dengan Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum) Soedarmo, terlihat kepalanya berlumuran darah.

Selain Pamdal, salah kameramen MNC TV juga mengalami nasib yang sama. Ia tidak hanya dipukul, namun juga kameranya dirusak oleh sejumlah oknum. Aksi kejar-kejaran berlangsung hingga mendekati Stasiun Gambir. Puluhan PNS Kemendagri akhirnya kembali ke Kemendagri.

Baca Juga:  Ketum Gernas GNPP Prabowo Gibran, Anton Charliyan berbaur dalam Acara Kampanye Akbar di GBK Senayan

Tjahjo mengaku sempat berbicara dan menerima perwakilan massa sebelum kerusuhan terjadi. Pertemuan tersebut berlangsung Selasa (10/10) malam. “Kedua Kelompok yang berbeda sikap terkait keputusan Pilkada sudah sering diterima kedua Dirjen tersebut,” ucapnya

Tjahjo berkata dirinya tak bisa mengintervensi hasil Pilkada Tolikara. Menurutnya, Kemendagri hanya mematuhi keputusan Mahkamah Konstitusi yang bersifat final atas sengketa Pilkada di Tolikara. Tindak lanjut putusan MK itu adalah dengan mengeluarkan Surat Keputusan untuk Bupati terpilih atas Pilkada 2017.

“Keputusan Pilkada bukan di Kemendagri dan Kemendagri tidak berwenang mengubah keputusan atau SK pemenang Pilkada. Keputusan final mengikat pada MK dan sudah ada keputusan MK,” ungkapnya.

Dalam putusannya, MK menolak gugatan calon Bupati dan Wakil Bupati Tolikara, John Tabo-Barnabas Weya. Pasangan John Tabo-Barnabas Weya menuntut MK mendiskualifikasi suara 18 distrik. Putusan tersebut mengukuhkan kemenangan pasangan Usman G Wanimbo-Dinus Wanimbo di Pilkada Tolikara.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 13