Peningkatan Covid-19 di Jatim, Artono: Saatnya Produksi Massal Obat Tradisional

Peningkatan Covid-19 di Jatim, Artono: Saatnya Produksi Massal Obat Tradisional

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Covid-19 terus menghantui publik di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Jelang akhir tahun 2023 sekarang ini,malah terjadi peningkatan sebaran penyakit tersebut. Virus berbahaya tersebut, jangan sampai sebarannya menjadi pandemi seperti beberapa tahun lalu.

Wakil ketua komisi E DPRD Jawa Timur Artono mengatakan pihaknya mengingatkan kepada seluruh unsur baik pemerintah Jawa Timur maupun masyarakat akan adanya peningkatan kembali covid-19 di Jawa Timur terutama jelang akhir tahun 2023.

Politisi PKS ini mengatakan sudah saatnya sekarang memaksimalkan keberadaan obat herbal atau tradisional sebagai upaya pencegahan dini atas sebaran Covid-19 di Jawa Timur.

“Kami sudah mengesahkan perda obat tradisional dengan harapan para pelaku UMKM obat tradisional di maksimalkan untuk mendatangkan kesejahteraan. Tentunya dengan mencuatnya covid-19 di Jawa Timur bisa menjadi obat untuk pencegahan covid-19,” jelasnya, Jumat  (15/12/2023).

Pria asal Lumajang ini menyebutkan bahwa obat herbal menjadi suplemen pendukung dalam pengobatan penyakit termasuk Covid-19. “Penambahan komponen herbal menjadi salah satu modalitas treatment termasuk untuk Covid-19,” terangnya.

Banyak obat herbal, menurut dia yang secara empiris telah digunakan masyarakat dan telah melalui berbagai uji untuk digunakan sebagai imunostimulan. Beberapa diantaranya herbal dengan kandungan kimia temulawak, kunyit, jahe, meniran, sambiloto,  buah jambu biji,  buah mengkudu, gel daun lidah buaya, sediaan ramuan, serta bahan topical dan ihalasi seperti pada eukalpitus.

“Tentunya dengan adanya kekebalan tubuh dari dampak konsumsi obat tradisional akan berimbas tentunya covid-19 tidak mudah menyerang seseorang,” jelasnya.

Oleh sebab itu, kata Artono pihaknya berharap Pemprov untuk lebih serius memperhatikan nasib para pelaku usaha obat tradisional agar produksi yang dihasilkan bisa mencegah adanya sebaran covid-19.

“Jangan sampai menjadi pandemi, karena sangat berbahaya. Saya minta agar pemberian obat tradisional secara massal perlu dilakukan agar sebaran covi-19 tidak menjadi sebuah pandemi. Kalau diproduksi massal untuk cegah covid-19, tentunya kesejahteraan pelaku UMKM obat tradsional tercapai,” jelasnya.

Artono sendiri mengaku sudah berupaya untuk mendesak Pemprov agar memperhatikan nasib para pelaku UMKM obat tradisional. “Dengan momen adanya peningkatan Covid-19 ini, sudah saatnya Pemprov melirik ataupun memaksimalkan obat tradisional sebagai cara mencegah peningkatan Covid-19 tersebut,” jelasnya.

Kasus Covid-19 di Jawa Timur dikabarkan meningkat dalam beberapa hari terakhir. Saat ini setidaknya tercatat ada 36 kasus aktif Covid-19. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur, dr Makhyan Jibril Al-Farabi.

“Peningkatan kasus Covid-19 di Jatim telah terjadi sejak tiga pekan sebelumnya yakni terus bertambah dari 12 kasus, 15 kasus, hingga 36 kasus,”jelasnya.Jibril menduga subvarian EG.5 dan EG.2 atau disebut Eris menjadi penyebab meningkatnya jumlah kasus Covid-19 secara nasional.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian bertambah sebanyak 35-40 kasus.

Meski begitu, Jibril menyatakan subvarian Eris belum ditemukan di Jatim. Tapi ia pun tetap mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Apalagi, memasuki peralihan musim kemarau ke musim hujan ini, kata dia, penyakit akan lebih rentan menyerang tubuh manusia. (setya)

Exit mobile version