NUSANTARANEWS.CO – Penggunaan senjata peluncur bola karet untuk menghalau gerakan protes Rompi Kuning di Perancis menuai kontroversial. Pasalnya, cedera serius diderita sejumlah pemprotes akibat penggunaan senjata tersebut oleh pihak kepolisian.
Namun, France24 melaporkan badan penasihat hukum utama Perancis menolak untuk melarang polisi menggunakan senjata tersebut karena massa Rompi Kuning cenderung sudah bertindak brutal.
Sebelumnya badan penasihat hukum utama Perancis (Conseil d’État) didesak oleh serikat pekerha dan Liga Hak HAM Perancis untuk menangguhkan penggunaan senjata peluncur genggam yang bisa menembakkan proyektil karet kira-kira seukuran bola golf tersebut. Penggunaan Defensive Ball Launcher (LBD) dinilai telah mengakibatkan para pemrotes menderita kerusakan mata, patah tulang dan cedera serius lainnya.
Baca juga: Rompi Kuning Sebagai Simbol Perlawanan Baru Rakyat Jelata Prancis
Pengunjuk rasa sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir di Perancis. Data pemerintah mencatat sekitar 1.900 pemrotes dan 1.200 polisi terluka dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Namun, catatan lain menyebut korban di pihak pemrotes jauh lebih banyak dua kali lipat, termasuk dialami sejumlah wartawan.
Setiap akhir pekan, di hari Sabtu para pengunjuk rasa dengan mengenakan rompi kuning menggelar aksi protes di Paris. Para demonstran bentrok dengan polisi antihuru hara setelah membakar mobil, merusak toko-toko dan restoran. Puluhan ribu demonstran mengguncang Paris dan ratusan ribu lainnya bergerak di seluruh negeri memprotes tingginya biaya hidup dan reformasi ekonomi yang dijalankan oleh presiden Prancis Emmanuel Macron.
Gerakan demonstrasi ini memang dipicu oleh sistem pajak yang memberatkan yang tidak sepadan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat sehingga orang-orang yang merasa frustasi, terutama kaum muda, menuntut sebuah perubahan yang lebih adil.
Baca juga: Aksi Adu Massa Mengguncang Perancis
Kepolisian Perancis kemudian dipersenjatai LBD untuk menghalau gerakan para pemrotes. Senjata peluncur peluru karet itu mengundang protes dari sejumlah aktivis. Pengacara korban mendesak pemerintah melarang penggunaan LBD karena mengandung dosis peledak TNT dan menyemprotkan pelet karet.
Para aktivis kemanusiaan Perancis meminta pemerintah menggunakan metode lain untuk menghalau para pemrotes. Sebab, penggunaan senjata peluncur peluru karet berpotensi membuat situasi semakin memburuk dan memperpanjang sejarah protes yang berujung kekerasan yang dilakukan oleh negara.
(eda/asq)
Editor: Almeiji Santoso