Politik

Pengamat Ungkap Karakteristik Kampanye Dua Pasang Capres-Cawapres 2019

kh said aqil siroj, sas institute, prabowo-sandi, pbnu, nusantaranews
Pangan calon presiden dan calon wakil presiden 2019, Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Solahuddin Uno. (Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dua pasang Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019 nampak secara kasat mata dari hari ke hari mengisi masa kampanye yang telah ditetapkan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) Ri. Baik kubu capres-cawapres nomor urut 01 (Joko Widodo-Kiai Ma’ruf Amin) maupun Capres-Cawapres nomor urut 02 (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno) sama-sama memiliki karakteristik tersendiri dalam memaksimalkan kampanyenya.

Menurut analis politik dari Universitas Paramadina Toto Sugiarto dalam kampanye kali ini sekurang-kurangnya terdapat empat karakter kampanye. Menariknya kedua pasang capres-cawapres ini dinilai termasuk sama-sama menjalankan kampanye “negatif”. Diantaranya yaitu, Superfisial, Emosional, Tidak Akurat dan Insinuatif.

Baca Juga:

Superfisial artinya adalah dangkal alias tidak substansial dan suka mengada-ngada. “Saya kira Sandi banyak bermain disini (tipe superfisial), mulai dia menyebut tempe setipis ATM,” kata Toto saat dalam Diskusi Exposit Strategic bertajuk ‘Kampanye Pemilu: Greget Pokitik Minim agagasan’ di Gedung Graha STR, Jakarta Selatan, Kamis (15/11/2018).

Baca Juga:  Bupati Nunukan Resmikan Pemanfaatan Sumur Bor

Karakter emosional ini, kata Toto, ialah orang yang cenderung menunjukan kemarahan atau bahkan agitasi. Lebih lanjut ia memberikan contoh terkait karakteristik emosional ini yang belakangan dinilai Toto, calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin bermain di tipe ini.

“Dalam beberapa waktu sebelum masa kampanye sebenarnya Prabowo lebih banyak bermain disini (karakteristik emosional), tapi yang saya agak terkejut bahwa Ma’ruf Amin pun sekarang mainnya disitu. Terakhirkan Ma’ruf Amin mengatakan bahwa mereka yang tidak seolah-olah tidak mendengar dan mengapresiasi kerja pemerintah itu kaya orang budeg dan buta katanya,” jelasnya.

Menurut dia, tipe ketiga ini, tidak akurat dalam artian tidak berbasis data dan cenderung menyesatkan. Hal tersebut kata dia dimainkan Prabowo dan mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam data kemiskinan

Tipe terakhir adalah Insinuatif yang artinya menyinggung tanpa arah yang jelas. Tipe keempat ini dilihat Toto sedang dimainkan oleh calon Presiden nomor urut 01, Jokowi. “Ini dilakukan oleh Jokowi, kita ingat politik sontoloyo, politikus sontoloyo yang ga jelas siapa yang dimaksud. Lalu, politik genderuwo tanpa apa menunjuk siapa,” ungkap Toto.

Baca Juga:  Mulai Emil Hingga Bayu, Inilah Cawagub Potensial Khofifah Versi ARCI

Baca Juga:

Toto menyimpulkan, kampanye negatif ini dilakukan oleh kedua pihak capres dan cawapres. Kendati demikian, lanjutnya, berkampanye dengan karakter negatif tersebut tidak efektif karena ada beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah sekitar 70% pemilih dari kedua pasangan calon Presiden sudah menetapkan pilihan suaranya.

Sementara itu, Analis Politik Exposit Strategic Arief Sugiarto pada acara yang sama memberikan rekomendasi di akhir acara. Ia mengatakan, perlu adanya evaluasi dari penyelenggara pemilu serta perlunya dorongan untuk kampanye yang bernilai pendidikan politik.

“Penyelenggara pemilu perlu melakukan evakuasi demi perbaikan kedepan. Dan peserta perlu menampilkan kampanye bernilai pendidikan politik,” kata Arief Sugiarto.

Simak:

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,147