Politik

Pengamat: Paslon Kepala Daerah, Berkata dan Bersikap Jujurlah Kepada Rakyat

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Analis politik dan media Hanif Kristianto mengingatkan para calon pemimpin daerah yang tengah gencar melakukan kampanye agar berkata dan bersikap jujur ketika berbicara di depan masyarakat dan pemilih. Pasalnya, rakyat sudah lelah dengan janji-janji manis.

“Program berkelanjutan yang sebenarnya dirindu rakyat. Bukan ganti pejabat, ganti kebijakan. Ketiadaan program berkelanjutan inilah yang semakin menjauhkan dari terwujudnya pembangunan,” kata Hanif dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (7/3/2018).

Dia mengatakan hal yang penting adalah kontrak politik kepada rakyat ini tak boleh disia-siakan. Rakyat harus terus diurusi kehidupannya.

“Berkata dan bersikap jujurlah kepada rakyat. Jangan sampai menjadi orang paling merugi di akhirat, tatkala banyak rakyat menuntut pertanggung jawabannya. Program tawaran dalam sistem politik demokrasi memang sering menimbulkan luka dan duka. Karena itu harus ada tawaran lain menuju politik yang berkeadilan dan berkemanusiaan sesuai fitrah manusia,” paparnya.

Pilkada Serentak 2018 akan digelar pada Rabu (27/4/2018). Pilkada 2018 akan diikuti sebanyak 171 daerah di seluruh Indonesia; 17 provinsi, 39 kota dan 115 kabupaten.

Baca Juga:  Mengawal Pembangunan: Musrenbangcam 2024 Kecamatan Pragaan dengan Tagline 'Pragaan Gembira'

Sementara jadwal kampanye pasangan calon sudah berlangsung usai penetapan nomor urut beberapa waktu lalu. Masa kampanye akan berlangsung dari 15 Februari hingga 23 Jnu 2018, sesuai dengan Peraturan KPU No 2 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2017 tentang Tahapan Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota tahun 2018.

Selama masa kampanye, para pasangan calon di seluruh daerah yang menggelar Pilkada Serentak 2018 mengeluarkan janji-janji manis, termasuk berbagai macam ragam program yang ditawarkan guna meraup simpati publik dan pemilih.

“Sudah mulai menawarkan ragam program. Jika dikaitkan dengan komunikasi politik, maka ini menjadi magnet pemilih. Selain menjual program, kontestan juga menjual isu lainnya. Program yang ditawarkan memang bukan hitam di atas putih. Sebatas tawaran. Hal ini dikarenakan mewujudkannya bukan jalan mudah. Seringnya malah, rakyat jadi korban janji program,” jelas Hanif.

Baca Juga:  Kampanye Akbar, Prabowo Sebut Dukungan Demokrat Penambah Kemenangan di Pilpres

Pewarta: Alya Karen
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 8