EkonomiKesehatan

Pengamat Ekonomi Muhammadiyah: Keuntungan Rokok Meningkat, Petani Tembakau Merana

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Di Indonesia, sekitar 240 ribu anak di bawah 10 tahun merokok, yang merupakan bagian dari 16,4 juta anak dibawah 15 tahun yang sudah menjadi perokok. Selain itu, 40 juta anak rutin terpapar asap rokok meskipun mereka tidak merokok.

Pengamat Ekonomi Muhammadiyah, Pakanna Mukhaer tingginya jumlah perokok anak di bawah 15 tahun merupakan fakta yang membahayakan bagi generasi penerus bangsa.

“Kalo ini dibiarkan, lama kelamaan akan membahayakan generais kita kedepan, membahayakan bonus demografi,” ungkap Mukhaer kepada Nusantaranews.co, Selasa (29/8/2017)

Menurut Mukhaeer, ada keadaan yang tidak seimbang, dimana keuntungan perusahaan rokok semakin meningkat, sedangkan kesejahteraan petani masih stagnan.

“Sekarang produksi rokok masih naik kok sebenarnya, kemudian tingkat keuntungan industri pabrik rokok juga makin tinggi, tapi petani tembakau masih stagnan, malah semakin miskin,” katanya.

Mukhaeer melanjutkan langkah yang harus diambil pemerintah untuk menyelamatkan generasi bangsa dan meningkatkan kesejahteraan petani adalah dengan menaikan harga rokok.

Baca Juga:  Bupati Nunukan dan OPD Berburu Takjil di Bazar Ramadhan

“Saya kira kalo menaikan itu hanyalah transisi kok, yang gak adil sekarang adalah ditengah meningkatnya keuntungan  industri rokok yang luar biasa besanya keuntungannya, disisi lain petami tembakau itu semakain merana, jadi kaolo ingin  menyelematkan petani tembakau saya kira yaudah naikan harga rokok, kemudian memang kita harus melakukan  advokasi kepada petani tembakau,” imbuhnya

Mukhaeer menegaskan rokok tidak harus dilihat dari sisi keuntungan, melainkan juga sisi sosial yaitu demi menyelamatkan generasi bangsa.

“Rokok jangan melihat dari sisi keuntungan semata, yang kita selamatkan adalah generasi muda kita kedepan karena kita bomus demograsi sebentar lagi 20 tahun akan datang, kalo misalnya kita hanya hitung-hitungan ekonomis maka bangsa akan terancam punah, saya sarankan pada industri rokok berbicara kepentingan bangsa kita,” pungkasnya

Pewarta: Syaefuddin A
Editor: Romandhon

Related Posts

No Content Available