Ekonomi
Pengamat: Dolar Bakal Turun Jika Jokowi Turun?
Published
3 years agoon
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Koordinator Gerakan Perubahan (GarpU), Muslim Arbi menyatakan bahwa, ketidakkonsisten Presiden Joko Widodo dalam membuktikan janji politik saat Pilpres 2014 dengan 66 Janji Politiknya, kini semakin mempersulit situasi ekonomi nasional.
“Semakin melemahnya posisi Rupiah di hadapan Mata Uang Dolar AS membuktikan hal itu,” kata Muslim dalam sebuah pernyataan resmi yang diterima nusantaranews.co, Kamis (6/9/2018).
Baca Juga:
- Gerindra: Banyak Presiden Turun di Tengah Jalan Karena Masalah Ekonomi
- Disebut Negara yang Rentan Krisis, HIPMI: Perlu Solidaritas Hadapi Krisis
- Dolar Tembus 15.000 rupiah, BPS: Bukti Fundamental Ekonomi Kropos
- Pengamat Ekonomi: Indonesia, Masih Amankah dari Krisis Moneter?
Muslim Arbi mengungkap, ada janji Politik Jokowi dan terutama dalam budang ekonomi adalah; Jika menjadi Presiden maka Jokowi akan membuat Dolar menjadi Rp 10.000 dan Pertumbuhan ekonomi di patok pada 7 %.
“Nah, ternyata pertumbuhan ekonomi stagnan pada angka 5 % dan Dolar sekara sudah bertengger di atas Rp 15.000,” ujarnya.
Belum lagi, kata dia, janji lainnya adalah tidak akan utang dalam menggerakkan roda ekonomi nasional. Sekarang hutang LN sudah melebihi batas yang dibolehkan oleh UU yaitu di bawah 30. Ternyata Hutang Negara sudah di atas 30 %.
“Dan ini berpotensi langgar UU dan bisa di impeach seperti yang di lontarkan oleh Pakar HTN Prof Yusril Ihza Mahendara beberapa waktu lalu,” tegas Muslim.
Lebih lanjut dia menyatakan, akan halnya kegagalan Pemerintahan Presiden Jokowi dalam keterpurukan ekonomi nasional sekarang ini maka solusinya adalah Jokowi harus segera mundur dan mempercepat Pemelihan Umum.
Sebab, kata dia, Menteri-Menteri ekonomi malah membuat ekonomi nasional semakin menuju keterpurukan dan mengancan kebangkrutan ekonomi dan Bangsa ini. Jika berlama-lama Presiden Jokowi dan tidak mundur maka kekacauan ekonomi dan kekacauan politik akan semakin besar dan kebangkrutan semakin nyata.
“Melemahnya rupiah dan menguatnya dolar pada posisi di atas Rp 15.000 membuktikan Pasar semakin tidak percaya Rezim. Oleh karena itu solusinya adalah agar bisa mengembalikan kepercayaan pasar dan menurunkan posisi dolar adalah Presiden Jokowi Turun dan Pemilu dipercepat,” tandasnya.
Editor: M. Yahya Suprabana
You may like
Saksi Gen Halilintar Tak Disumpah, Nagaswara Ajukan Kasasi
Cegah COVID-19, Kades Rombasan Minta Masyarakat Pahami Gejala dan Pencegahannya
Cegah Covid-19, Bupati Sumenep Anggarkan 2,5 M, Termasuk Siapkan Ruang Isolasi Pesien
Picu Pupuk dan Gula Langka, DPR Desak Pemerintah Bubarkan Assosiasi Petani
Demo Ansharu Syariah Tolak Kekerasan Terhadap Muslim India
Tuntut Selesaikan Kasus Beras Oplosan BPNT, GMNI Demo Polres Sumenep
Terbaru
Bupati Aceh Selatan Lantik Pengurus Yayasan Ulumul Qur’an
NUSANTARANEWS.CO, Aceh Selatan – Bupati Aceh Selatan lantik Pengurus Yayasan Ulumul Qur’an (UQ) di Rumoh Inong, Tapak Tuan pada hari...
Bank Jatim Gelontor Bantuan CSR Untuk Prasarana Gereja Di Madiun
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Bank Jatim gelontor bantuan CSR untuk prasarana Gereja di Madiun. Bentuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kepada masyarakat...
Iran Segera Luncurkan Hovercraft Tempur Baru
NUSANTARANEWS.CO, Teheran – Iran segera luncurkan hovercraft tempur baru. Pada November 2012, Republik Islam Iran telah meluncurkan hovercraft versi tempur...
Otoritas Myanmar Gali Kuburan Korban Penembakan Untuk Diotopsi
NUSANTARANEWS.CO, Naypyidaw – Otoritas Myanmar gali kuburan korban penembakan untuk diotopsi. Pada hari Sabtu, Asosiasi Bantuan Untuk Tahanan Politik merilis...
TP PKK Diminta Kedepankan Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat di Desa/Kelurahan
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – TP PKK diminta kedepankan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di Desa/Kelurahan. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum)...