EkonomiPolitik

Pengamat: Dolar Bakal Turun Jika Jokowi Turun?

Presiden Joko Widodo. FOto: Dok. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.
Presiden Joko Widodo. FOto: Dok. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Koordinator Gerakan Perubahan (GarpU), Muslim Arbi menyatakan bahwa, ketidakkonsisten Presiden Joko Widodo dalam membuktikan janji politik saat Pilpres 2014 dengan 66 Janji Politiknya, kini semakin mempersulit situasi ekonomi nasional.

“Semakin melemahnya posisi Rupiah di hadapan Mata Uang Dolar AS membuktikan hal itu,” kata Muslim dalam sebuah pernyataan resmi yang diterima nusantaranews.co, Kamis (6/9/2018).

Baca Juga:

Muslim Arbi mengungkap, ada janji Politik Jokowi dan terutama dalam budang ekonomi adalah; Jika menjadi Presiden maka Jokowi akan membuat Dolar menjadi Rp 10.000 dan Pertumbuhan ekonomi di patok pada 7 %.

“Nah, ternyata pertumbuhan ekonomi stagnan pada angka 5 % dan Dolar sekara sudah bertengger di atas Rp 15.000,” ujarnya.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Perhitungan Perolehan Suara Pemilu 2024

Belum lagi, kata dia, janji lainnya adalah tidak akan utang dalam menggerakkan roda ekonomi nasional. Sekarang hutang LN sudah melebihi batas yang dibolehkan oleh UU yaitu di bawah 30. Ternyata Hutang Negara sudah di atas 30 %.

“Dan ini berpotensi langgar UU dan bisa di impeach seperti yang di lontarkan oleh Pakar HTN Prof Yusril Ihza Mahendara beberapa waktu lalu,” tegas Muslim.

Lebih lanjut dia menyatakan, akan halnya kegagalan Pemerintahan Presiden Jokowi dalam keterpurukan ekonomi nasional sekarang ini maka solusinya adalah Jokowi harus segera mundur dan mempercepat Pemelihan Umum.

Sebab, kata dia, Menteri-Menteri ekonomi malah membuat ekonomi nasional semakin menuju keterpurukan dan mengancan kebangkrutan ekonomi dan Bangsa ini. Jika berlama-lama Presiden Jokowi dan tidak mundur maka kekacauan ekonomi dan kekacauan politik akan semakin besar dan kebangkrutan semakin nyata.

“Melemahnya rupiah dan menguatnya dolar pada posisi di atas Rp 15.000 membuktikan Pasar semakin tidak percaya Rezim. Oleh karena itu solusinya adalah agar bisa mengembalikan kepercayaan pasar dan menurunkan posisi dolar adalah Presiden Jokowi Turun dan Pemilu dipercepat,” tandasnya.

Baca Juga:  Politisi Asal Sumenep, MH. Said Abdullah, Ungguli Kekayaan Presiden Jokowi: Analisis LHKPN 2022 dan Prestasi Politik Terkini

Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,227