Penembak Runduk Unit SAS Ini Diklaim Telah Membunuh 100 Target di Timteng

Penembak Runduk unit khusus Angkatan Darat Inggris (SAS). (Foto: Alamy)

Penembak Runduk unit khusus Angkatan Darat Inggris (SAS). (Foto: Alamy)

NUSANTARANEWS.CO, London – Seorang penembak runduk dari unit pasukan khusus Angkatan Darat Inggris (SAS) dilaporkan berhasil menembak mati pemimpin ISIS dengan satu tembakan dari jarak 1.500 meter di tengah malam. Peluru tembakan tersebut dilaporkan sumber pertahanan senior Inggris menembus bagian belakang kepala komandan ISIS tersebut yang merobek wajahnya.

Sumber mengatakan kepada Daily Star pada Minggu (18/3) menyebutkan bahwa penembak runduk tersebut hanya membutuhkan waktu 15 detik untuk menarik pelatuk senapan lalu menembak sasaran ketika target keluar dari sebuah kendaraan di perbatasan Suriah.

“Tembakan itu satu dari satu juta tembakan (yang akurat). Mendapatkan satu putaran, satu tembakan di malam hari dengan menggunakan citra termal di jendela target selama 15 detik. Itu hampir tidak mungkin anda bisa lakukan dengan tepat, namun ia melepaskan tembakannya (berhasil),” kata sumber tersebut yang tak disebutkan namanya.

Sang penembak runduk itu lantas diklaim sebagai penembak jitu terbaik yang ada saat ini. “Dia pasti penembak runduk terbaik saat ini,” singkatnya.

Dikatakan, keberhasilan yang didapatkan sang penembak runduk tak terlepas dari pengalamannya di banyak operasi di Irak dan Afghanistan yang juga disebut-sebut telah berhasil menembak mati sedikitnya 100 target. Penembak runduk SAS ini berpangkat sersan dari SAS G-Squadron.

Unit elit angkatan darat Inggris ini diketahui telah ditempatkan dalam operasi kontra teroris di Suriah dan Irak dalam tiga bulan terakhir. Para tentara yang tergabung dalam operasi dengan kata sandi The Who Dares Wins ini disebut-sebut menggunakan senapan runduk jenis McMillan Tac-50, sebuah senapan buatan Amerika dengan peluru caliber .50. Dan dikutip Wikipedia, McMillan Tac-50 adalah senapan runduk anti materiel / anti personel produksi McMillan Brothers Rifle Company asal Amerika Serikat.

Menurut sumber pertahanan, skuadron tersebut menerima informasi intelijen bahwa seorang komandan ISIS tiba di sebuah rumah aman di sebuah desa yang dekat dengan perbatasan Suriah.

“Desa itu berada dikuasai orang-orang bersenjata ISIS sehingga sama sekali tidak ada kesempatan untuk mengatur misi penangkapan. Untuk melakukannya hanya misi bunuh diri belaka,” kata sumber tersebut.

Dikatakannya, hampir tidak mungkin melakukan serangan jarak dekat di daerah tersebut, apalagi mengandalkan pertempuran jarak dekat, dan lebih-lebih bila misinya untuk melakukan penggerebekan serta penangkapan sehingga pilihan satu-satunya ialah misi pembunuhan terencana dari jarak jauh.

“Tim SAS berharap komandan ISIS akan tiba di siang hari karena tembakan malam dianggap terlalu berbahaya. Tapi saat malam menjelang tim menyadari bahwa mereka harus membatalkan atau melakukan tembakan. Penembak runduk tersebut mengatakan bahwa dia ingin mengambil tembakan,” katanya.

Saat sebuah mobil berhenti di rumah, penembak jitu tersebut membidik sosok yang memakai sorban yang melengkapi deskripsi komandan ISIS dimaksud. Dia memiliki kesempatan hanya 15 detik.

“Peluru tersebut mengenai komandan ISIS di bagian belakang kepala dan menembus ke bagian wajahnya. Dia seketika seketika,” ungkapnya. (red)

Editor: Eriec Dieda

Exit mobile version