NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kredibilitas lembaga survei belakangan menjadi sororan publik karena kerap kali salah dalam memprediksikan hasilnya. Hal ini kemudian yang diangkat menjadi tema diskusi “Kredibilitas Lembaga Survei Menghadapi Pemilu 2019,” oleh Aliansi Pencerah Indonesia (API).
Dalam diskusi tersebut, Peneliti LIPI Siti Zuhro mengatakan survey sebagai metode ilmiah sangat berguna agar dapat menguatkan kualitas demokrasi.
“Sayangnya di Indonesia, lembaga survei masih banyak memiliki persoalan,” tutur Siti Zuhro di Rumah Polonia, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (10/1/2109).
Baca:
API: Lembaga Survei Telah Menggali Kuburan Sendiri
Menurut Guru Besar Riset LIPI ini, lembaga survei kerap tidak mempublikasikan siapa yang mendanai sehingga independensinya menjadi pertanyaan.
“Sebaiknya lembaga survey mengumumkan ke publik siapa yang membiayai kegiatan survey tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Analis Politik IndoStrategi Arif Nurul Imam menilai lembaga survei di indonesia harus berbenah diri.
“Lembaga survey harus berbenah agar memiliki akurasi dalam melakukan survey,” ujar Nurul Imam.
Ke depan, kata Arif, lembaga survey akan mengalami seleksi alam. “Makin sering melakukan kesalahan, maka kepercayan publik akan pudar,” tegasnya.
Koordinator Presidium API, M. Izzul Muslimin menilai lembaga survey semestinya menjadi salah satu elemen penting dalam membangun kualitas demokrasi. Kehadiran lembaga ini memberikan warna tersendiri dalam setiap kontestasi pemilu legislative, pilkada, maupun pilpres.
Namun, kata dia, belakangan public sering dibuat jengah dengan suguhan-suguhan data dan informasi dari lembaga survey. Aroma penggiringan opini dan pembohongan public begitu terasa. Bahkan kadang disertai provokasi berlagak ilmiah.
“Dengan fakta itu, kami memandang penting kiranya public menyorot kredibilitas lembaga-lembaga survey yang kerap menghiasi dunia pemilu kita. Public harus selektif terhadap data dan informasi yang disajikan. Dan bahkan penting untuk menyeleksi lembaga yang menyajikan, apa lembaganya masih layak dipercaya atau tidak,” kata Izzu
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.