Kesehatan

Penduduk Jakarta Rentan Terserang Alzheimer

NUSANATARANEWS.CO, Jakarta – Sebuah studi di Inggris dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menyimpulkan bahwa polusi udara dapat menjadi pemicu utama penyakit Alzheimer. Dalam penelitian itu ditemukan magnetit polutan memasuki otak melalui saraf penciuman.

Saraf yang menghubungkan hidung dengan otak sehingga memungkinkan seseorang mencium bau. Magnetit ini merupakan salah satu polutan yang ditemukan di partikulat. Biasanya polutan ini ditemui di daerah perkotaan.

Udara yang mengandung zat kimia ini, lanjut dalam penelitian tersebut, apabila dihirup dan mengaliran ke otak bisa merusak sel-sel syaraf pada otak. Otak menjadi tercemar, sehingga sulit untuk berfungsi sebagaimana mestinya. Dan Alzheimer muncul karena matinya beberapa sel-sel syaraf otak tersebut.

Kaitannya dengan itu, WHO 2016 merilis, kota Jakarta merupakan salah satu kota di Asia Tenggara yang pencemaran udara tinggi. Bahkan Greenpeace Indonesia menyebutkan, pada semester pertama 2016, tingkat polusi udara Jakarta sangat mengkhawatirkan yaitu berada pada level 4,5 kali dari ambang batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO).

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

Buruknya kualitas udara di Jakarta dapat terlihat dari Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang angkanya lebih dari 100. Seperti diketahui, ISPU adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat yang menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam/hari/bulan.

Dengan demikian, dengan tingkat polutan yang begitu tinggi bahkan sudah masuk zona bahaya, maka kaitannya dengan salah satu penyakit dimensia, Jakarta dalam hal ini memiliki resiko tinggi, dimana penduduknya rentan terpapar penyakit Alzheimer. Sebagaimana diketahui salah satu penyebab utama penyakit Alzheimer diantaranya karena pengaruh kualitas udara yang buruk.

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 5