KolomOpini

Pendidikan Pesantren dan Kemandirian Santri

Pendidikan Pesantren dan Kemandirian Santri. (FOTO: Jaazaidun)
Pendidikan Pesantren dan Kemandirian Santri. (FOTO: Jaazaidun)

Penulis: Dewi Sukmawati

NUSANTARANEWS.CO – Pendidikan adalah suatu bentuk kegiatan yang dapat menjadikan seseorang untuk mencapai tujuannya dan tahu akan arti dari kehidupan. Pendidikan itu bermacam – macam, salah satunya yaitu Pendidikan Pesantren. Orang sering menyebut pesantren yaitu dengan mondok. Pondok pesantren menurut M. Arifin ( 1991 ) berarti, suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sisitem asrama (pemondokan di dalam komplek) di mana santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya dibawah kedaulatan kepemimpinan seseorang atau beberapa orang kyai.

Pada masa sekarang Pendidikan Pesantren sangatlah dibutuhkan dalam kemajuan bangsa Indonesia. Karena sistem Pendidikan yang ada di Pesantren tidak hanya mengajarkan masalah agama saja, melainkan sosial budaya dll. Dari segi keagamaan sudah jelas membahas mengenai masalah agama dari mulai ibadah di dunia sampai alam akhirat. Pendidikan pesantren mengajarkan kapan kita harus bersikap baik dan kapan kita bersikap tidak baik. Pendidikan Pesantren tidak kalah saing dengan pendidikan sekolah dan perguruan tinggi atau universitas.

Baca Juga:

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Dalam Pendidikan Pesantren kita bisa langsung mempraktikkan ilmu yang kita dapat, yaitu melalui adaptasi dengan warga masyarakat sekitar dan beradaptasi dengan sesama santriwan santriwati yang memiliki latar belakang berbeda – beda. Dari pendidikan itu mempermudahkan kita untuk berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar belakang yang jauh dari kita. Karena di pesantren kita sudah diajari untuk taat kepada Abah dan peraturan, menghargai pendapat satu sama lain. Dari Pendidikan pesantren kita juga bisa menjunjung nilai-nilai sejarah Indonesia.

Kesenjangan dalam bidang pendidikan, baik antar daerah maupun antar kelompok masyarakat, merupakan ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Terdapat dua jenis kesenjangan dalam pendidikan yaitu  dalam pelayanan dan kualitas. Kesenjangan dalam pelayanan dapat diatasi dengan (a) pemetaan secara rinci tentang ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan, misal kesenjangan antara madrasah dan sekolah umum; (b) dibuat prioritas dalam penganggaran dan perlakuan baik antardaerah maupun antara sekolah umum dam madrasah; dan (c) pemetaan ini harus dilaksanakan oleh lembaga profesional yang independen.

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Karena dari itu, dengan adanya pendidikan dalam Pesantren menjadikan perubahan untuk negara Indonesia. Dengan kreativitas dan ide ide yang dimiliki seorang santri membantu untuk memajukan perubahan negara kita ini. Karena pemuda sekarang harus memiliki jiwa cinta tanah air, dan selalu yakin Indonesia adalah negara yang tidak akan pernah mundur. Seperti yang di katakan KH. Abdurrahman Wahid : “ Kalau ingin melakukan perubahan jangan tunduk pada kenyataan, asalkan yakin di jalan yang benar”.

Di dalam pendidikan pesantren juga memiliki kegiatan yang menjadi rutinan yaitu adanya sorogan, bandungan. Selain itu, Abah Taufiqurrohman Pengasuh Pondok Pesantren Darul Abror, Watumas, Purwokerto juga mengajarkan santri santrinya untuk bersikap sederhana dan juga mengajarkan santrinya untuk mengenal sejarah, salah satunya yaitu sejarah mengenai tokoh – tokoh pahlawan Islam. Dari adanya pendidikan itu maka sedikit demi sedikit muncul Kemandirian para santrinya.

Santri terdidik dengan sikap kemandirian, di mana satu ciri orang – orang sukses adalah memiliki jiwa yang mandiri. Seperti yang diajarkan oleh hadis : “ Mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.” ( HR. Muslim). Seharusnya dunia ini  dikuasai oleh yang kuat dan memiliki akhlakul karimah, supaya mencapai kedamaian dan ketertiban. Kemandirian Santri itu terkenal dengan pengabdiannya yaitu pengabdian terhadap kyai.

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

Selain itu, kemandirian seorang santri bisa kita lihat dengan kesederhanaannya, kebersamaannya dalam gotong royong dan solidaritasnya. Gotong royong dan solidaritas merupakan modalitas utama bagi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dengan gotong royong itu pula, antara kyai, santri, dan tokoh bangsa yang lain bersatu mengalahkan kolonialisme. Maka dari itu, jangan heran jika santri memiliki kemandirian yang kokoh, sebab mereka mengikuti nasihat kyai dan sistem di pesantren.

 

*Dewi Sukmawati. Kelahiran Cilacap, 08 Desember 1999. Beralamatkan di Pekuncen Rt 02 Rw 06, Kecamatan Kroya dan berdomisili di Kroya Rt 02 Rw 06, Kecamatan Kroya. Kegemarannya membaca dan Bulutangkis. Saat ini ia masih berstatus sebagai mahasiswi semester 2 Jurusan Pendidikan Agama Islam dan bergiat di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto.

Related Posts

1 of 3,140