Pencekalan AS Justru Menguntungkan Gatot Nurmantyo?

Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Antara)

Presiden Joko Widodo dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Antara)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Amerika Serikat (AS) telah meminta maaf atas insiden Panglima Gatot Nurmantyo. Gatot sebelumnya dilarang masuk ke AS saat hendak memenuhi undangan Kepala Staf Gabungan Militer AS Joseph Dunford.

Namun hingga kini, meski telah dua kali minta maaf, AS tak mau menjelaskan alasan mengapa Gatot sampai bisa dilarang masuk.

Aaron Connely, seorang peneliti di Lowly Institute for International Police berpendapat, kemungkinan Gatot dilarang masuk memang hanya karena kesalahan administrasi.

Kendati demikian, kesalahan ini bisa dipakai Gatot untuk kepentingan politiknya, mengingat hubungan ia yang kurang selaras dengan presiden dan pejabat tinggi lain.

“Saya kira patut ditekankan, mengingat sejarah Gatot, ia bukan saksi yang paling kredibel. Tapi persoalan ini menempatkan presiden dan menteri luar negeri serta menteri pertahanan berada dalam satu posisi untuk mempertahankan Gatot, karena saat ini ia berada dalam posisi beraliansi untuk mempertahankan rasa kehormatan bangsa,” ungkapnya seperti dikutip dari Washington Post, Selasa (24/10/2017).

Insiden ini, kata dia, mendapat perhatian cukup besar di media-media Indonesia dan internasional. Rakyat menaruh perhatian atas kasus ini. “Mengulangi narasi panjang tentang AS yang tak menghargai militer Indonesia dan melanjutkan drama politik yang melibatkan ambisi Gatot,” kata dia.

Diketahui, memang Gatot mendapat perhatian cukup besar di media-media nasional dalam beberapa waktu terakhir. Dari mulai aksi 212, pernyatannya tentang komunis hingga soal senjata ilegal. Banyak pihak menganggap Gatot memiliki ambisi politik, kendati ia telah membantahnya. Sejumlah survei menempatkan Gatot masuk sebagai calon potensial dalam persaingan pilpres 2019.

Pewarta: Richard Andika
Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version