Puisi Karya Romzul Falah: Penari Air, Patologi Tanah dan Laut
Penari Air
ikan tak berenang menuju jala dengan gembira,
menari seirama buih yang gagal disampaikan
oleh arus, oleh karang yang menamai perahu
sebagai daun yang tidak pernah menyelam.
ikan menamai dirinya penari air
lebur dari segala bunyi dan basah kuyup,
arus itu mereka sahkan sebagai arah pulang
tapi tidak bagi perahu yang mengambang.
Sumenep, 2019
Patologi Tanah dan Laut
Adakah manusia yang lebih sempurna dari puisi
Suara yang diirisi bunga senja
Matanya menyemak bunga akasia dan rembulan
Berdiam di antara usia petani dan nama nelayan
Hikayat gerimis atau gemuruh laut
Barangkali lebih lama menghiasi langit-langit
Meramaikan suasana gelisah
Lalu adakah yang dapat menenangkan batu-batu
Yang meloncat-loncat dari kepala ke dahi, ke bahu,
Ke bibir berpoles serbuk kopi
Di cangkul dan perahu tumbuh memar hujan
Ada karapan gigil
Peluh berlayar di sela-sela aliran sungai, laut, dan rawa,
Adakah getaran kangen di air, di tanah, juga di batu-batu?
Sumenep, 2019