KolomOpini

Pemuda Harus Menjaga Integritas, Idealisme dan Bekerja untuk Rakyat

NusantaraNews.co – Pemuda adalah masa kini dan masa depan Indonesia. Maka kita harus selalu mengingat sejarah, bahwa berjuang dalam persatuan yang kemudian berhasil membuat bangsa ini mendapatkan kemerdekaannya. Oleh karena itu persatuan harus selalu kita rawat, agar kita dapat mencapai Indonesia yang kita cita-citakan. Intoleransi dan radikalisme adalah upaya sekelompok pihak untuk membuat segregasi di tengah masyarakat kita. Pemuda tidak boleh terikut dengan upaya memecah-belah ini. Justru sebaliknya, pemuda yang kemudian memberikan pencerahan kepada masyarakat, agar masyarakat tetap hidup guyub, damai, dan toleran.

Sayangnya, pemuda cenderung cuek karena banyaknya aktivitas lain yang dilakukan oleh pemuda disebabkan tuntutan perkuliahan dan pekerjaan. Di sisi lain, masih ada pemuda yang percaya dengan berita dan informasi hoaks yang berkaitan dengan SARA. Kita banyak yang menjadi silent majority. Saatnya pemuda kembali bersuara, jangan sampai perbedaan SARA membuat kita tidak lagi berjalan bersama sebagai satu bangsa.

Baca Juga:  Memilih Ketua MA di Era Transisi Kepemimpinan Nasional

Media sosial dengan berbagai manfaat baiknya ternyata juga memberikan beberapa dampak negatif terhadap masyarakat, terkhusus pemuda. Ada pemuda yang berkomentar di media sosial, dan tidak memperhatikan bahwa di lingkungan sekitarnya sudah ada kelompok-kelompok radikal yang bersuara di dunia nyata. Ada juga pemuda yang ikut-ikutan membuat dan menyebarkan informasi hoaks dan ujaran kebencian. Maka pendidikan karakter dan penanaman nilai-nilai Pancasila harus kembali ditanamkan di dalam kehidupan pemuda, baik melalui pendidikan formal, maupun juga di dalam pendidikan keluarga, agama, dan organisasi.

Kita harus selalu optimis. Sudah banyak pemuda yang mewariskan api Sumpah Pemuda. Mereka bergerak, berbuat, dan berjuang sesuai talentanya demi kemajuan bangsanya. Namun kita membutuhkan lebih banyak lagi pemuda yang siap membaktikan diri untuk ibu pertiwi. Maka kita harus membangun komunikasi satu sama lain, menghilangkan kecurigaan, sehingga kita dapat berkolaborasi dan bekerja bersama.

Sama seperti di saat lahirnya Sumpah Pemuda tahun 1928 lampau, pemuda kembali harus menjadi pelopor bahwa setiap perbedaan dapat saling memahami dan bersatu. Bersatu tidak berarti kita harus melupakan ciri agama, suku, daerah, atau golongan kita. Bersatu berarti kita menerima setiap perbedaan kita, dan kemudian sepakat menuju tujuan yang sama, yakni Indonesia yang kita cita-citakan.

Baca Juga:  Budaya Pop dan Dinamika Hukum Kontemporer

Pemuda harus selalu gelorakan persatuan. Bangun silaturahmi. Kita saling berkolaborasi, menutupi kekurangan kita masing-masing. Kita tingkatkan daya saing para pemuda, dan masuk ke dalam sistem. Pemuda harus menjaga integritas dan idealismenya. Kita harus bekerja dan berbuat untuk rakyat, sehingga ketimpangan sosial yang terlalu jauh secara perlahan-lahan dapat kita benahi dan hilangkan. Saatnya kita para pemuda millenial menuliskan sejarah baik bagi tanah air yang kita cintai ini.

Penulis: Sahat Sinurat, Ketua Umum GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia)

Related Posts

1 of 16