Pemuda, Asmarakita, Musim Bahagia, Puisi-puisi Hari Alfiyah

Pemuda Indonesia
ILUSTRASI. (Foto: Futureadi.com)

Pemuda

Seumpama bunga
Tumbuhlah dimana-mana
Tak gentar menebar aroma jiwa
Pada insan raga
Demi nyala bangsa.

Annuaqayah, 21 Desember 2018

Telah

Barang kali kata telah mati
Sebab aksara tak lagi dimengerti
Dalam pangkuan rahim puisi.

Annuqayah, 8 Oktober 2018

Bertobatlah

Degub jantung semakin dentang
Memaknai kehidupan
Dalam ringkas perjalanan,
Dan adakah tobat belum terlambat
Sebelum sekarat menjemput kiamat
Dengan undangan singkat
Sangkakala Isrofil keramat.

Annuqayah, 28 Nopember 2018

Asmarakita

hantam datang menggodam
jelmakan tumbang
aku padamu.

Annuqayah, 2018

Peminta-minta

sungguh kejam tikam rajam
tubuh lusuh keruh rapuh
tak sekadar sadar gemetar tar-tar
hidup redup kuyup
basah darah limbah
kemanusiaan dimakan jalan
umur melebur hancur
diantara tangis tak kenal ritmis
seumpama bunga adalah duri
kau memakan kami.

Annuqayah, 25 Desember 2018

Musim Bahagia

Air menari di mataku
Mengubur kemarau pada rabu.

Annuqayah, 7 Oktober 2018

Narasi Perjalanan
-: BUSET Fi-Sabilillah

Bersama malam begadang menjaga bulan
Hadapkan wajah pada qohwah dan cangkir
Yang berdialog tentang bintang perjalan
Pada jejak yang tanggal dalam senyuman.

Annuqayah, 2018

Diorama Jiwa
-: penikmat cinta

Merah
Darah
Kisah
Semesta:
Cinta

Annuqayah, 2018

Antarada

aku akan tetap menunggu jibril datang
meski aku tahu dia tidak akan datang hari ini
mungkin esok pagi baru terperi
sempurna wajahnya di wajahku.

Annuqayah, 2018

Aku dan kau
-: MHM

Hinalah aku
Sehina-hinanya.
Pujalah dia
Sepuja-pujanya.
Hanya ada satu;
Tabah

Annuqayah, 27 Desember 2018

 

 

 

Riwayat penulis: Hari Alfiyah. Nyantri di PP. Annuqayah Lubangsa. merupakan mahasiswa Instika. berproses di Sanggar Andalas dan Komunitas Penulis Kreatif (KPK). Email: lelakisungai08@yahoo.com

Exit mobile version