Opini

Pemilu Harus Jadi Sarana Mewujudkan Demokrasi Secara Utuh

Panggung politik.
Panggung politik. (Foto: Ilustrasi/Internet)

TAHUN 2019 merupakan tahun penting bagi masyarakat Indonesia. Di tahun tersebut pemilihan umum akan digelar, hal itu berarti nasib rakyat akan dipertaruhkan untuk masa lima tahun ke depan, bahkan untuk jangka panjang, secara ideal Pemilu merupakan sarana untuk mewujudkan demokrasi substantif, tidak terjebak pada proseduralisme.

Pentingnya Pemilu untuk mewujudkan demokrasi utuh menjadi sorotan khusus Demokrasiana Institute. Pasca reformasi demokrasi di Indonesia terjebak dalam bentuk proseduralisme, demokrasi dianggap sudah baik ketika tampilan luar berupa prosedur sudah berjalan.

Masalah serius karena kita menganggap demokrasi kita sudah baik hanya dengan menilai kulit luarnya, misalnya jabatan presiden dibatasi maksimal sepuluh tahun, Pemilu berjalan lima tahun sekali, seharusnya yang dinilai adalah hasil dari prosedur itu, sudahkah penerapan demokrasi mendatangkan kesejahteraan dan keadilan bagi semua, belum!

Demokrasiana Institute berkomitmen mendorong demokrasi keindonesiaan, sebuah model demokrasi yang ruh dan spiritnya digali dari nilai kearifan lokal di Indonesia.

Baca Juga:  Rezim Kiev Wajibkan Tentara Terus Berperang

Demokrasi di Indonesia seharusnya menjadikan nilai kearifan lokal sebagai ruhnya, bila kita melihat ke belakang, secara substansi nilai demokrasi telah dipraktikkan di Nusantara jauh sebelum masyarakatnya mengenal kata demokrasi, misalnya nilai permusyawaratan dan gotong royong, demokrasi dalam konteks Indonesia tidak boleh seolah menjadi barang asing yang diimpor dari luar.

Penting pula bagi semua pihak khususnya yang dianggap sebagai pilar demokrasi agar berperan aktif mewujudkan demokasi yang substantif. Eksekutif, legislatif, media, dan civil society sebaiknya bersinergi mendorong penerapan demokrasi yang murni.

Demokrasiana Institute merupakan sebuah lembaga yang konsen mendorong terwujudnya demokrasi keindonesiaan, lembaga ini didirikan oleh sekelompok anak muda yang prihatin dengan penerapan demokrasi yang terjebak pada kepentingan pasar dan kekuasaan hingga melenceng jauh dari tujuan awalnya, demokrasi menjadi sangat liberal.

Oleh: Zaenal Abidin Riam, Koordinator Presidium Demokrasiana Institute

Related Posts

1 of 3,171