
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Merupakan hal yang tidak bisa diterima secara akal sehat dan hati bahwa selama 73 tahun Indonesia merdeka, 40 persen rakyat Indonesia masih masuk kategori miskin atau nyaris miskin walaupun dihitung menggunakan standar yang rendah.
Memang jika menggunakan dengan ukuran kemiskinan adalah pendapatan 1 dollar, jumlah kemiskinan negeri ini sekarang berkurang, akan tetapi pemerintahan Jokowi termasuk pemerintahan yang paling lambat menurunkan kemiskinan.
Hal ini disampaikan oleh ekonom senior, Rizal Ramli beberapa waktu lalu (17/8/2018), di Gedung GBB TIM. Dirinya menjelaskan, jika dibandingkan dengan pemerintahan Gus Dur kala itu dalam dua tahun, ia berhasil mengurangi kemiskinan 2,1 juta rakyat dalam kurun waktu dua tahun.
Mantan Menteri Keuangan Indonesia itu menjelaskan, empat puluh tahun yang lalu, seluruh wilayah di Asia berada dalam tingkat kemiskinan sama. Dengan rata-rata pendapatan per orang di Asia sebesar 100 dollar.
Baca Juga:
Rizal Ramli: Hanya Era Gus Dur Utang Bisa Berkurang
Bandara Soetta Dijual, Rizal Ramli: Silahkan Jual Bagian Soekarno Saja, Hatta Jangan!
Sederet negara negara Asia, seperti Indonesia, Malaysia, Korea, Taiwan rata-rata 100 dollar, bahkan saat itu China hanya memiliki setengah dari pendapatan rata-rata tersebut yaitu sekitar 50 dollar.
Akan tetapi 45 tahun berlalu, pendapatan Korea telah mencapai 44.000 dolar per kapita. Sementara kita, hanya 3.500. Itu artinya, kita sangat tertinggal. Bahkan hampir 14 kali lipat dari mereka.
Begitu pula dengan Taiwan, mereka memiliki rata-rata penghasilan saat ini mencapai sekitar 7 kali lipat dari Indonesia. Dan Malaysia 3 kali lipat lebih besar dari pendapatan kita dan lain sebagainya.
“Ini menjadi pertanyaan serius, ketika dengan perbandingan komparatif, negara Indonesia yang kaya ini, justru sangat ketinggalan,” terangnya.
Editor: Romadhon