Politik

Pemerintah Tanpa Oposisi Akan Sepi dan Onani

Dukungan Gus Durian dan Kiai Kampung Dinilai Kunci Kemenangan Jokowi di Jatim
Pemerintah Tanpa Oposisi Akan Sepi dan Onani. (Ilustrasi/Foto: Setya N/NUSANTARANEWS)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Paska putusan MK yang menolak semua permohonan gugatan Prabowo-Sandi, memicu publik tanah air mulai dari elite politik hingga cerdik cendikia ramai ramai membahas rekonsiliasi. Namun rekonsiliasi kali ini dimaknai sempit dengan bagi bagi kursi. Sebuah upaya mendorong oposisi untuk menjadi koalisi pemerintah.

Mencermati hal itu, ada cara berpikir rancu dan sengaja dirancukan. Menggiring pemerintah berjalan tanpa oposisi. Roda demokrasi yang telah berjalan baik di Indonesia akan rusak jika tidak ada partai yang menjadi oposisi. Demokrasi tidak akan sehat kalau semua partai yang ada menjadi partai pendukung pemenang pemilu.

Dalam puisi berjudul Hak Oposisi yang ditulis sastrawan besar Indonesia, WS Rendra puluhan tahun silam tampaknya relevan untuk menggedor kesadaran bangsa hari ini. Rendra secara tegas mengatakan, dukungan kepada koalisi pemerintah tidak bisa dipaksakan.

Adalah tugas koalisi pemerintah membuktikan bahwa kebijakan dan kebijaksanannya pantas untuk mendapat dukungan. Serta tugas koalisi pemerintah pula untuk menyusun peraturan yang susuai dengan nurani raktyat. Bukan peraturan yang hanya menguntungkan kelompok pendukung pemerintah, melainkan seluruh rakyat Indonesia. Saat itulah kebijaksanaan pemerintah diuji.

Baca Juga:  Pleno Kabupaten Nunukan: Ini Hasil Perolehan Suara Pemilu 2024 Untuk Caleg Provinsi Kaltara

Oleh sebab itu, Rendra mengatakan oposisi adalah jendela bagi koalisi pemerintah. Hal ini sampai ulang dua kali oleh Rendra dalam puisinya sebagai penegasan bahwa keberadaan oposisi itu penting dalam sistem negara demokrasi.

Sebab tanpa oposisi, sebuah koalisi pemerintahan hanya akan mendapati gambaran palsu tentang dirinya dan tentang pemerintahannya. Tidak ada yang melakukan check and balance, sehingga jalannya pemerintahan serasa sumpek.

Dan Rendra di akhir puisinya menegaskan, tanpa oposisi, koalisi pemerintah akan sepi dan onani. Sajak Hak Oposisi ini merupakan penegasan Rendra bahwa oposisi adalah hal fundamental dalam sistem pemerintahan demokrasi seperti di Indonesia. Berikut puisi Rendra berjudul Hak Oposisi:

Hak Oposisi

Aku bilang tidak,
aku bilang ya,
menurut nuraniku.
Kamu tidak bisa mengganti
nuraniku dengan peraturan.
Adalah tugasmu
untuk membuktikan
hahwa kebijaksanaanmu
pantas mendapat dukungan.
Tapi dukungan –
tidak bisa kamu paksakan.
Adalah tugasmu
untuk menyusun peraturan
yang sesuai dengan nurani kami.
Kamu wajib memasang telinga,
– selalu,
untuk mendengar nurani kami.
Sebab itu, kamu membutuhkan oposisi.
Oposisi adalah jendela bagi kamu.
Oposisi adalah jendela bagi kami.
Tanpa oposisi: sumpek.
Tanpa oposisi: kamu akan terasing dari kami
Tanpa oposisi, akan kamu dapati gambaran palsu
tentang dirimu.
Tanpa oposisi kamu akan sepi dan onani.

Baca Juga:  Gibran Rakabuming Didaulat sebagai Ki Sunda Utama oleh Abah Anton Charliyan di Padepokan Abah Umuh Sumedang

Pelopor Jogja, 10 Oktober 1971
Buku : Doa Untuk Anak Cucu

Pewarta: Romandhon

 

Related Posts

1 of 3,059