Berita Utama
Pemerintah Mengimpor Daging Kerbau Karena Tingginya Harga Daging Sapi di tanah Air
Published
3 years agoon
By
Tim NNNUSANTARANEWS.CO – Pemerintah memutuskan mengimpor daging kerbau sebanyak 100 ribu ton dari India tahun ini. Keputusan impor daging kerbau diambil karena tingginya harga daging sapi di tanah air. Bahkan harga bisa naik tinggi saat hari besar. Meski begitu, Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian agar meninjau ulang niat impor daging kerbau tersebut.
Pemerintah sendiri berharap dengan adanya impor daging kerbau diharapkan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memberli daging, di samping untuk menurunkan harga tentunya. Sampai hari ini, harga daging sapi tak kunjung turun. Di pasaran, harga daging sapi masih berada pada kisaran Rp 120 ribu/kilogram.
Tahun ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan telah memberikan izin impor daging kerbau sebanyak 100 ribu ton. Di mana Perum Bulog bertugas mengimpor secara bertahap selama setahun. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, pun telah menegaskan bahwa Kemendag telah mendapat rekomendasi dari Kementerian Pertanian.
Di tempat terpisah, Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan bahwa impor daging kerbau ini akan terbagi dalam 5 kontrak.
Menindak lanjuti kebijakan impor daging kerbau tersebut, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PPSKI Teguh Boediyana menyatakan ketidak setujuananya. Alasannya, kebijakan tersebut kontradiktif dengan target swasembada daging yang dicanangkan tercapai pada 2024 mendatang.
Boediyana mengatakan apabila daging sapi lokal terlalu mahal, adalah lantaran kegagalan pemerintah dalam mewujudkan Program Swasembada Daging Sapi pada 2010 lalu dan dilanjutkan dengan kegagalan program serupa empat tahun setelahnya.
DPR RI sendiri menolak keras rencana Bulog yang akan mengimpor 100.000 ton daging kerbau beku dari India dalam waktu dekat ini. Menurut DPR impor daging 2016-2017 sebanyak 50.000 ton saja sampai saat ini belum habis, masih tersisa 15.000 ton.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman di Jakarta, Rabu (28/2/2018) mengatakan Selain di pasar-pasar daerah, potensi dicampurnya penjualan daging kerbau dengan daging sapi sangat mungkin terjadi mengingat harga kedua daging tersebut di berbagai pasar berbeda dan itu akan merugikan konsumen. “Potensi penyimpangan maupun penipuan terhadap konsumen sangat besar terjadi, tambah Azzam. (Banyu)
You may like
Jatim Musim Panen, Pemerintah Diminta Tunda Dulu Impor Beras
Pemerintah Kembali Salurkan Banpres Untuk 14 Juta Pelaku UMKM
Dewan Pers: Pemerintah Harus Selamatkan Industri Media
Satgas Covid-19 Nunukan Ungkap Alasan Kebijakan Lockdown Tak Diterapkan Pemerintah
Pemerhati Perbatasan: Pemerintah Harus Imbangi Rencana Malaysia Bangun Bandar Simpadan di Sebatik
Partai Demokrat Dorong Pemerintah Bangun Bandara Perintis di Kabupaten Pacitan
Terbaru
Eselon Dipangkas, ASN di Jatim Resah
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Eselon dipangkas, ASN di Jatim resah. Ribuan ASN di Jatim baik tingkat pemda hingga tingkat emprov resah....
Bulan Suci Ramadhan, Yonif Mekanis 512/QY Sambang ke Tokoh Agama
NUSANTARANEWS.CO, Keerom – Bulan suci Ramadhan, Yonif Mekanis 512/QY sambang ke tokoh agama. Momen bulan suci ramadhan di Kabupaten Keerom,...
Tak Kunjung Dibangun, Dewan Jatim Tagih Janji Realisasi Pembangunan Pabrik B3
NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Tak kunjung dibangun, Dewan Jatim tagih janji realisasi pembangunan pabrik B3. Pembangunan pabrik pengolahan limbah B3 di...
Kualitas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tidak Baik
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak baik. Bila kita telusuri kebelakang, berdasarkan data World Development Indicators, World Bank...
Menikmati Indahnya Berpuasa dengan Berwisata Religi di Jakarta
NUSANTARANEWS.CO – Menikmati indahnya berpuasa dengan berwisata religi di Jakarta. Jika Anda mendengar kota “Jakarta” pasti yang terbayang pertama kali...