MancanegaraRubrika

Pembantaian Tiananmen Setelah 30 Tahun Berlalu

Pembantaian Tiananmen Setelah 30 Tahun
Pembantaian Tiananmen Setelah 30 Tahun/Ilustrasi detik-detik menjelang pembantaian/Foto: Ist

NUSANTARANEWS.CO – Pembantaian Tiananmen setelah 30 tahun berlalu kini hanya tinggal kilasan-kilasan kabur dalam masyarakat Cina. Padahal pembantaian Tianenmen merupakan peristiwa paling monumental dalam sejarah politik modern negara komunis Cina. Tidak mengherankan bila Beijing berusaha keras menghapus peristiwa pembantaian tersebut dari ingatan publik.

Tidak ada yang tahu pasti berapa banyak orang yang terbunuh dalam insiden tersebut. Pada akhir Juni 1989, pemerintah Komunis Cina mengatakan bahwa insiden tersebut telah menewaskan sekitar 200 orang. Tapi menurut berbagai laporan yang ada, menyebut jumlahnya jauh lebih besar.

Tahun 2017, berdasarkan dokumen kabel diplomatik yang baru dirilis oleh pemerintah Inggris mengungkapkan bahwa, Duta Besar Inggris untuk Cina saat itu, Sir Alan Donald, melaporkan bahwa 10.000 orang tewas dalam aksi protes tersebut.

Peristiwa pembantaian Tiananmen, sejak hari itu merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan, apalagi didiskusikan. Pembantaian Tiananmen merupakan topik yang sangat sensitif di negara komunis itu.

Baca Juga:  HPN 2024, PIJP Salurkan Bansos untuk Anak Yatim dan Kaum Dhuafa

Masyarakat Cina dilarang untuk mencari tahu apa yang terjadi? Bahkan Lapangan Tiananmen kini dipenuhi oleh kamera pengintai di mana-mana. Unggahan segala sesuatu yang terkait dengan peristiwa pembantaian 4 Juni tersebut, secara teratur dihapus dari internet. Pemerintah komunis sangat ketat mengawasi sesuatu yang terkait dengan peristiwa pembantaian brutal tersebut.

Meski tiga dekade pasca tragedi Tiananmen terlah berlalu, namun Pemerintah Komunis Cina tetap berupaya keras menekan seruan pro-demokrasi dan terus bekerja menghapus peristiwa pembantaian Tiananmen dari ingatan masyarakat Cina, dan tampaknya berhasil.

Beijing tidak pernah mengadakan peringatan pembantaian Lapangan Tiananmen, 4 Juni 1989. Bahkan melarang warga masyarakatnya untuk mengingat-ingat tragedi pembantaian tersebut

Menteri Pertahanan Wei Fenghe bahkan hanya sedikit menyinggung insiden Tiananmen selama mengikuti acara Konferensi Keamanan Asia Pasifik di Singapura.

Insiden itu adalah turbulensi politik dan pemerintah pusat mengambil langkah-langkah untuk menghentikan turbulensi, yang merupakan kebijakan yang benar,” ujar Wei dengan hati-hati.

Wei juga menambahkan bahwa, dengan tindakan pemerintah pada waktu itu Cina telah menikmati stabilitas dan pembangunan, tambahnya.

Baca Juga:  Anton Charliyan Lantik Gernas BP2MP Anti Radikalisme dan Intoleran Provinsi Jawa Timur

Pada hari Selasa (3/5), Beijing menjaga Lapangan Tiananmen dengan keamanan yang super ketat. Polisi memeriksa kartu identitas penumpang yang meninggalkan stasiun kereta bawah tanah. Wartawan asing belum diizinkan masuk ke alun-alun, bagi yang sudah diizinkan masuk diperingatkan untuk tidak mengambil gambar.

Apa yang sesungguhnya terjadi pada 3-4 Juni 1989?

Lebih dari satu juta pengunjuk rasa pro-demokrasi menduduki Lapangan Tiananmen pada April 1989 dan memulai demonstrasi politik terbesar dalam sejarah Tiongkok komunis. Itu berlangsung enam minggu.

Pada malam 3 Juni, tank-tank bergerak masuk dan pasukan melepaskan tembakan, membunuh dan melukai banyak orang tak bersenjata di dan sekitar Lapangan Tiananmen.

Setelah itu pihak berwenang mengklaim tidak ada yang ditembak mati di alun-alun. (Alya Karen)

Related Posts

1 of 3,050