NUSANTARANEWS.CO – Apakah Anda senang jika melihat jalan raya diperbaiki atau direnovasi? Dan apakah Anda sedih jika melihat jalan yang baru direnovasi mengalami kerusakan? Senang dan sedih adalah perasaan yang bisa dialami manusia. Begitu pula dengan jalan raya, jika rusak diperbaiki kendati tidak awet.
“Ada anekdot yang mengatakan, proyek pembangunan jalan di Indonesia merupakan proyek abadi. Bagimana proyek jalan tidak abadi. setiap baru dikerjakan, biasanya langsung rusak agar setiap tahun dapat alokasi dari anggaran Negara,” ujar Koordinator Investigasi CBA (Center For Budget Analysis), Jajang Nurjaman dalam keterangan pers yang diterima nusantaranews.co, Jumat (30/12/2016).
Jadi, kata Jajang, proses pembangunan jalan, lama waktu pengerjaannya, bisa bisa mengalahkan Piramida di Mesir dan bahkan Tembok Besar di China. “Kalau Piramida dan Tembok Besar di China sudah selesai pembangunanya, kalau proses pembangunan jalan di Indonesia, belum tahu kapan selesai mengerjakannya,” ujarnya.
Menurut Jajang, hal tersebut juga yang dikerjakan oleh pemerintah saat ini. Dimana, salah satu proyek pembangunan jalan yang sedang dilaksanakan pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) adalah Jalan tol Solo-Kertasono. Proyek yang digenjot sejak pertengahan 2015 tersebut ditargetkan selesai tahun 2018.
“Tetapi target 2018, proyek tol ini selesai hanya dalam “buku perencanaan” Saja. karena, dalam proses lelang sudah ditemukan terindikasi berpotensi kerugian negaranya,” kata Jajang. (Sule)