Ekonomi

Pembangunan EBT Meningkat di Indonesia, Investasinya Menggiurkan

NusantaraNews.co, Jakarta – Kecanggihan teknologi membuat gerak manusia harus lebih cepat dan efisien. Biar tak tertinggal, agar tak kalah digilas zaman. Indonesia tak ada alasan untuk dicampakkan oleh dunia. Sebab, Indonesia memiliki jawaban yang kini menjadi pertanyaan negara-negara maju untuk kehidupan di masa mendatang.

EBT. Energi Baru Terbarukan. Inilah salah satu jawaban bagi terciptanya prilaku hemat dan efisien sebagai penyeimbang berlakunya zaman baru, yang disebut-sebut sebagai hadirnya globalisasi gelombang ketiga.

Direktur Jenderal Energi, Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana menegaskan, bauran energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia terus meningkat, hal ini menunjukkan bahwa sektor ini secara investasi makin menarik.

“Selain itu, harga EBT makin kompetitif sehingga pada akhirnya tidak memberatkan masyarakat,” ujar Rida di acara jumpa pers di kantor Kementerian ESDM, Kamis (2/11/2017).

Total investasi EBT hingga Oktober 2017 mencapai Rp11,74 triliun. Pada tahun 2014, nilai investasi EBT sekitar Rp8,63 triliun, lalu meningkat pada tahun 2015 menjadi Rp13,96 triliun. Tahun lalu, total investasi mencapai Rp21,25 triliun.

Baca Juga:  Harga Beras Meroket, Inilah Yang Harus Dilakukan Jawa Timur

Kapasitas energi dari sektor EBT terus meningkat. Kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) terpasang hingga Oktober 2017 telah mencapai 1.808,5 MW. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), kini kapasitas terpasangnya mencapai 259,8 MW. Sedangkan, Pembangkit Tenaga Listrik Bioenergi kapasitasnya tercatat sebanyak 1.812 MW.

Rida mengatakan, pemerintah dari 2014 hingga 2017 telah membangun 471 unit pembangkit berbasis EBT dengan total kapasitas 38,9 MW. Menurutnya, pembangkit tersebut mampu mengaliri listrik kepada 67.000 Kepala Keluarga (KK). “Kapasitasnya memang kecil, tapi ini merupakan bentuk pelayanan kita kepada masyarakat yang tinggal di daerah terisolir,” imbuh Rida.

Selain itu, sebagai upaya pemerataan distribusi energi, pemerintah juga akan membagikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTHSE) kepada lebih dari 80.000 KK. “Mudah-mudahan tidak sampai dua tahun ke depan, tidak ada saudara kita yang tidak menikmati listrik,” katanya.

Mulai bulan ini, lampu tersebut akan didistribusikan ke 28 kabupaten di lima provinsi, yakni Riau, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Satu paket lampu hemat energi ini terdiri dari satu panel surya dan bohlam dengan ketahanan 6 jam, 12 jam, dan 60 jam. Lampu berdaya 3 watt ini menghasilkan sinar setara dengan bohlam 25 watt.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Berharap Semenisasi di Perbatasan Dapat Memangkas Keterisolasian

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 15