PeristiwaResensiRubrika

Peluncuran Buku Sistem Demokrasi Pancasila

Peluncuran buku Sistem Demokrasi Pancasila
Peluncuran buku Sistem Demokrasi Pancasila

NUSANTARANEWS.CO – Peluncuran buku sistem Demokrasi Pancasila. PSEP Universitas Trilogi dengan P4M Universitas Nasional akan meluncurkan buku berjudul ”Sistem Demokrasi Pancasila” di Kampus Sekolah Pascasarjana, Jl.RM.Harseno, Rangunan, Ps. Minggu pada Rabu (11/3), demikian siaran pers yang diterima redaksi.

Menurut TB. Massa Djafar, penulisan buku ini adalah suatu ikhtiar dari para akademisi dalam menjawab tantangan pengimplementasian sistem Demokrasi Pancasila.

“Buku kedua ini adalah pelengkap buku “Sistem Ekonomi Pancasila” yang telah diterbitkan lebih dulu sebagai satu paket buku yang saling melengkapi antara sistem demokrasi dan sistem ekonomi Pancasila,” demikian dijelaskan TB. Massa yang juga salah penulis buku tersebut.

Lebih jauh, dosen Pasca Sarjana Univesitas nasional ini memaparkan bahwa dalam perjalanan sejarah, pandangan kristis selalu muncul pada setiap kurun waktu pemerintahan. Mulai dari Sistem Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila hingga Sistem Demokrasi era reformasi. Dan setiap pemerintahan selalu ada upaya untuk merawat Pancasila menurut kacamatanya dan konteks zamannya.

“Pertanyaan kunci yang bersifat umum kerap muncul, apakah sistem Demokrasi Pancasila memiliki basis akademi atau ilmiah maupun empirik yang cukup memadai, dibandingkan dengan sistem demokrasi yang eksis di dunia? Dan apakah sistem demokrasi kita yang berlangsung dewasa ini, sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila?”

Pertanyaan-pertanyaan kritis itu, memiliki nada yang sama kerap muncul perdebatan dalam politik praktis. Termasuk, sorotan publik terhadap prilaku atau regulasi yang dianggap tidak sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pertanyaan kunci tersebut pasti selalu muncul sepanjang masa. Sebagian publik misalnya menilai, bahwa sistem politik dan ekonomi dewasa ini sangat “liberal-kapitalistik”. Namun, terlepas apa yang menjadi realitas praktek demokrasi hari ini, secara tidak langsung mendorong kita untuk berkotemplasi, melihat kembali, seberapa banyak kekayaan literasi kita dapat dijadikan rujukan untuk mendiskusikan tentang Sistem Demokrasi Pancasila.

Baca Juga:  Tugu Rupiah Berdaulat Diresmikan di Sebatik

Padahal gagasan dan pemikiran sistem demokrasi Pancasila cukup kaya. Sudah diwariskan oleh founding fathers, pada saat merumuskan ideologi Pancasila dan Konstitusi, Undang-Undang Dasar 1945. Bahkan sebagian nilai- nilai demokrasi sudah hidup ditengah masyarakat kita, jauh sebelum Indonesia diproklamasikan.

Dalam studi perbandingan politik, model sistem demokrasi sudah berkembang sedemikian rupa. Tidak hanya fokus pada negara-negara demokrasi maju, seperti Amerika, Inggris, Jerman, Perancis dan negara- negara eropa lainnya. Juga dikenal demokrasi Asia, sistem demokrasi yang dibangun oleh negara-negara Asia memiliki ciri kombinasi, yaitu unsur modernitas, tradisi, kultur bangsanya. Sebut saja negara Jepang, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, Thailand.

Lipjhart, teoritisi demokrasi, memunculkan ciri-ciri demokrasi negara dunia ketiga atau model Asia, Afrika masuk kedalam katagori  demokrasi konsosiasional (consosiational democracy). Di mana unsur-unsur budaya dan struktur tradisional bisa dikembangkan menjadi kekuatan demokrasi modern.

Dalam konteks itu, para penulis mencoba merekonstuksikan pemikiran-pemikiran founding fathers dan pemikiran cendikiawan ke dalam suatu pemikiran yang utuh dan bersifat praksis, setidaknya akan memperkaya literasi tentang Sistem Demokrasi Pancasila. Oleh karenanya, beberapa dasar pemikiran founding fathers seperti Sukarno, Hatta, Mohammad Yamin, Supomo telah menjadi acuan oleh para akademisi, cendikiawan Alfian, Ismail Suni, Sofian Efendi, Yudi Latif dan lain lain.

Penulisan buku Sistem Demokrasi Pancasila dibagi kedalam tiga bagian yaitu Ontologi, menggali asal usul demokrasi Pancasila, falsafah hidup manusia Indonesia, kemudian menjadi basis sistem nilai dan pandangan ideologis bangsa, apa yang dinamakan Pancasila. Yakni dengan mendalami dan merekonstruksi pemikiran para faounding fathers tentang konsep-konsep pokok yang berkaitan dengan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

Bagian Kedua, epistomologi, penalaran sistem Demokrasi Pancasila, membangun kerangka koseptual-teoritik sistem politik, kemudian mengkaitkannya dengan pemikiran serta penalaran sitem Demokrasi Pancasila yang mencakup pembahasan budaya politik Pancasila, Prinsip-Prinsip Dasar Demokrasi Pancasila, Ciri-ciri Sistem Politik Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.

Bagian ketiga, Aksiologi yaitu mengetengahkan bagaimana demokrasi Pancasila bekerja baik merujuk pada teori-teori politik dan pelembagaan demokrasi dalam bentuk produk Undang-Undang Bidang Politik dan Pemerintahan. Kemudian dilanjutkan dengan Arah dan Haluan Pembangunan Politik Nasional, sektor hukum, sektor penyelenggaraan pemerintahan negara, Sektor pemerintahan dan Penerapan Sistem Demokrasi Pancasila.

Dengan hadirnya buku Sistem Demokrasi Pancasila, diharapkan akan memperkaya materi, subtansi dan khasanah, mengisi literasi tentang Demokrasi Pancasila. Terutama bagi berbagai kalangan, akademisi, praktisi dan khususnya bagi generasi muda.

Sebagai salah satu penulis buku, TB. Massa mengharapkan akan menyusul buku-buku baru yang membedah Sistem Demokrasi Pancasila dalam perpektif berbeda, sehingga semakin memperkaya literasi, yang pada gilirannya dapat menjadi rukukan dalam melembagakan Sistem Demokrasi Pancasila.

“Sama halnya dengan sistem demokrasi di negara maju baik di Amerika Serikat (AS) dan Eropa Barat, bisa berkembang menjadi suatu model demokrasi bukanlah karena faktor alamiah semata, tapi juga dikembangkan dengan basis teori ilmiah.”

Penulisan buku ini, adalah sebagai ikhtiar dalam konteks sosialisasi nilai-nilai Pancasila yang lebih mendalam dan strategis. Di mana sudah saatnya diskusi Pancasila tidak cukup secara oral, yang hanya mengundang polemik dan antagonis karena argumen yang tidak kukuh.

Baca Juga:  Perdana Menteri Thailand Kagumi Manuskrip Al Quran Tertua Asal Aceh
Oleh karena itu,  kedepan perlu diperkuat dengan karya-karya ilmiah dalam jumlah yang lebih banyak, sumber bacaan dan energi positif dalam rangka semakin menambah dan mengembangkan, serta memperkokoh ideologi Pancasila dalam kerangka pembangunan sistem demokrasi, harap  TB Massa dalam siaran persnya.

Para penulis buku Sistem Demokrasi Pancasila:  TB.Massa Djafar, Diana Fawzia, Subiakto Cakrawerdaja, Sunarto Soedarno, Ganjar Razuni, P.Setia Lenggono. Editor, Mohammad Zaelani. ***

Related Posts

1 of 3,052