Ekonomi

Peluang Indonesia dalam Ketegangan Hubungan Dagang AS dan Cina

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengungkapkan, hubungan dagang yang memanas antara AS dan Cina ke arah perang dagang turut mewarnai situasi perdagangan global yang berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan mempengaruhi harga komoditas produk pertanian dunia.

“Namun, Indonesia tetap dapat mencari peluang yang menguntungkan sebagai mitra dagang utama dari kedua negara yang berseteru itu,” kata Kasan saat memberikan sambutan pada seminar bertajuk ‘Perdagangan Internasional Produk Pertanian: Peluang dan Tantangan’, di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/4/2018).

Baca:

Kendati demikian, kata Kasan, dari sisi perkembangan teknologi, kehadiran revolusi industri 4.0 telah mengubah peta konektivitas antara manusia, mesin, dan data. Komoditas pertanian adalah salah satu bagian penting dalam perdagangan di era digital karena berkaitan erat dengan pangan yang dapat memberikan efek multipel bagi pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga:  Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi UMKM, Pemkab Sumenep Gelar Bazar Takjil Ramadan 2024

“Hal ini mengingat lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah pengguna internet aktif dan Indonesia juga ditargetkan menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Perdagangan dituntut menjadi semakin efisien dan konsumen diuntungkan dengan berbagai kemudahan,” ungkap Kasan.

Pada seminar yang diadakan BPPP Kemendag ini, Kasan juga mengatakan bahwa, produk hasil pertanian Indonesia memiliki peluang ekspor yang besar sekaligus tantangan yang besar. Kondisi ini menjadi gagasan utama.

“Melihat situasi perdagangan global saat ini, Kemendag menyadari bahwa peluang ekspor produk-produk pertanian Indonesia masih terbuka lebar dengan permintaan yang terus meningkat. Namun, tantangan perdagangan juga semakin kompleks, apalagi di era ekonomi digital ini,” tuturnya.

Kasan mencontohkan, minyak kelapa sawit dan produk turunannya adalah komoditas pertanian unggulan yang memiliki peluang ekspor. Namun pada saat yang sama, minyak kelapa sawit dan produk turunannya mendapat diskriminasi dari negara-negara tujuan ekspor Indonesia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), dan India.

Baca Juga:  Kondisi Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak di Sumenep, Perhatian Pemerintah Diperlukan

“Permasalahan ini menuntut strategi perdagangan yang komprehensif, baik dari sisi diplomasi, hukum, maupun keilmuan, serta membutuhkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan terkait,” kata Kasan dalam seminar yang mengusung lima isu sebagai fokus pembahasan itu.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,053