Traveling

Pelancong Musim Lebaran Move On Dari Kebiasaan Lama di Yogyakarta

wisatawan foto bersama di jalan malioboro/Foto nusantaranews
wisatawan foto bersama di jalan malioboro/Foto nusantaranews (Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO – Daerah Istimewa Yogyakarta tetap menjadi daerah tujuan wisata bagi para pelancong di musim libur lebaran tahun ini. Salah satu penarik perhatian para wisatawan berkunjung ke kota berhati nyaman ini, selain karena banyaknya destinasi wisata unik dan mencerdaskan, juga ditopang oleh berbagai promosi yang disiarkan melalui media sosial.

Media sosial menawarkan bermacam-macam tempat wisata di Yogyakarta, mulai dari wisata sejarah, wisata kuliner, wisata alam, dan desa wisata. Melalui media sosial pula, informasi penginapan dengan penawaran harga cukup ekonomis membuat daya tarik tersendiri bagi kaum pelancong. Libur lebaran tahun ini, Yogyakarta tetap bersaing ketat dengan tempat wisata daerah-daerah lain. Kendati para wisatawan memiliki kebiasaan baru dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Menurut penilaian Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharsono, pola kebiasaan kunjungan para pelancong di musim libur lebaran ini banyak yang move on dari kebiasaan lama.

Kebanyakan wisatawan lebaran, tambahnya, tahun ini cenderung hanya mengabadikan moment liburan dari satu tempat wisata ke tempat wisata yang lain dengan saling berfoto. Setelah menghabiskan waktu di lokasi wisata, mereka datang ke tempat-tempat kuliner untuk mencicipi makanan khas Yogyakarta. Setelah itu mereka pulang.

Baca Juga:  Suasana Lebaran Berkilau di Pantai Lombang: Pertunjukan Seni dan Festival Layangan LED Menyambut Diaspora Sumenep

“Biasanya, para wisatawan ini menghabiskan waktu di Yogyakarta selama beberapa hari. Tetapi pada libur Lebaran ini, mereka hanya sebentar berada di Yogyakarta,” kata Eko di Yogyakarta, Senin (11/7).

Kecenderungan wisatawan semacam itu, kata Eko, kemungkinan besar akan menjelma tren kaum pelancong di masa mendatang yang berlibur ke kota pendidikan dan kebudayaan itu. Oleh sebab itu, Eko menyarankan supaya semua pihak segera mempersiapkan langkah-langkah antisipasi dengan tujuan mengikuti perubahan cara berkunjung kaum paloncung tersebut.

Tentu saja yang paling utama adalah melakukan inovasi ke arah yang lebih menarik, sehingga Yogyakarta semakin diminati oleh wisatawan. Untuk promosi yang paling baik dilakukan, pihaknya mengaku sudah mulai memaksimalkan promosi melalui media sosial. (Sulaiman)

Related Posts

1 of 16