Lintas Nusa

Pelajar Asal Pedalaman Gelar ‘Bina Akrab’ untuk Perkuat Solidaritas dan Nasionalisme

Para pelajar dari pedalaman Nunukan menggelar kegiatan Bina Akrab di Danau Sleding Nunukan. (Foto: Eddy S/NUSANTARANEWS.CO)
Para pelajar dari pedalaman Nunukan menggelar kegiatan Bina Akrab di Danau Sleding Nunukan. (Foto: Eddy S/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Puluhan Mahasiswa dan Pelajar yang tergabung dalam wadah Forum Komunikasi Mahasiswa dan Pelajar Kabudaya-Nunukan  (FKMPKN) menggelar kegiatan Bina Akrab di Danau Sleding, Sei Fatimah,Nunukan, Kalimantan Utara mulai Sabtu 16 November 2019. Kegiatan tersebut adalah sebagai pembinaan mental bagi para pelajar agar selalu mengutamakan sikap kesetikawanan dan kegotong royongan.

“Kegiatan ini selain sebagai renungan karena harus hidup mandiri karena jauh dari orang tua, juga diharap dapat mempertebal rasa persaudaraan,” ungkap Penasehat FMPKN, Elia Banasip, Minggu (17/11/2019).

Diketahui, para Pelajar tersebut berasal dari Lumbis dan Lumbis Ogong serta wilayah lain dari 6 Kecamatan yang saat ini tengah menuntut pemekaran dengan terbentuknya Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bumi Dayak (Kabudaya) Perbatasan.

“Itulah alasan dicantumkanya nama Kabudaya dalam forum ini. Hal ini juga sebagai bantahan bahwa tuntuntan agar DOB Kabudaya bukan karena muatan politis tetapi murni keinginan masyarakat termasuk para pelajar,” tandas Elia.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Dalam Bina Akrab tersebut, Elia mengungkapkan akan diisi dengan kegiatan yang sifatnya mendidik dan dapat mengedukasi agar semakin kuatnya nasionalisme. Hal tersebut, menurut Elia sangat penting mengingat posisi mereka sebagai generasi muda di wilayah depan Negara Indonesia.

FKMPKN ungkap Elia adalah para pelajar yang bersentuhan langsung dengan dinamika Perbatasan. Sehinga selain dituntut untuk menjadi generasi yang berdaya saing, juga dituntut tetap konsosisten sebagai garda depan melawan intervensi sosial dan budaya dari negeri tetangga.

“Di samping itu, mereka juga harus melawan rasa kecemburuan akibat timpangnya pembangunan di wilayahnya” katanya.

Bina Akrab tersebut menurut Elia juga sebagai ajang instropeksi bahwa apapun latar belakang etnis dan agamanya, mereka tetap sama yakni putra putri Indonesia. Sehingga selepas kegiatan tersebut, akan muncul rasa mengasihi dan sikap menyayangi terhadap sesama termasuk dengan alam.

“Wilayah perbatasan ini masyarakatnya heterogen. Multi etnis dan multi agama. Maka akan rugilah jika terjadi perpecahan akibat generasi mudannya abai dalam solidaritas. Untuk itulah kegiatan ini digelar,” pungkas Elia. (edy/san)

Baca Juga:  HPN 2024, PIJP Salurkan Bansos untuk Anak Yatim dan Kaum Dhuafa

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,056