Kesehatan

Pejalan Lambat Rentan Meninggal oleh Penyakit Jantung

NUSANTARANEWS.CO – Kita tahu, tubuh kita membutuhkan bergerak untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan. Berjalan adalah salah satu kegiatan olahraga yang paling mudah dilaksanakan.

Namun, sebuah temuan belakangan ini mulai mengklasifikasikan tentang bagaimana kita sebaiknya berjalan. Apakah Anda lebih suka berjalan lambat atau cepat? Studi baru mengklaim bahwa seorang pejalan kaki lambat dua kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung dari pada orang yang selalu terbiasa berjalan cepat.

Kepada The Independent, Profesor Tom Yates, dari University of Leicester yang merupakan kreator utama dalam penelitian ini mengatakan, “Ini menunjukkan bahwa kecepatan berjalan biasa adalah prediktor independen kematian terkait jantung.”

Para peneliti ini telah melakukan mengamati 420.727 orang selama periode enam tahun untuk mengamati tingkat kematian.

Penelitian tersebut menemukan bahwa mereka yang berjalan lebih lambat ditemukan antara 1,8 dan 2,4 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung, yang merupakan pembunuh terbesar di dunia.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Para peneliti mempertimbangkan faktor resiko termasuk merokok, BMI dan diet, namun ternyata kesimpulan tersebut tetap diterapkan pada pria dan wanita. Para periset percaya bahwa kecepatan berjalan adalah indikator kesehatan dan kebugaran karena sangat terkait dengan toleransi latihan.

Kecepatan berjalan yang dilaporkan sendiri dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu yang memiliki kebugaran secara keseluruhan karena sangat terkait dengan kegiatan fisik.

“Kecepatan berjalan sebagaimana ditemukan ternyata dapat menjadi salah satu cara mengidentifikasi individu yang memiliki kebugaran fisik dan resiko kematian rendah,” jelas Yates.

Para periset juga melihat apakah kecepatan berjalan bisa dikaitkan dengan kanker, namun tidak ada koneksi yang ditemukan.

Ini bukan studi pertama yang menghubungkan penyakit jantung dan berjalan dengan berjalan cepat. Sebelumnya pada tahun 2009 penelitian serupa juga mengklaim bahwa berjalan lambat memiliki keterkaitan yang kuat dengan peningkatan resiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Dinegara-negara dimana orang masih memilih transportasi umum untuk memberikan kesempatan baginya setiap saat berjalan menuju halte atau stasiun tampaknya masalah ini tidak terlalu sering di jumpai. Tetapi, bagaimana dengan tradisi masyarakat Indonesia saat ini? Hampir semua orang memiliki kendaraan yang selain menyumbang banyak polusi, juga memperkecil kesempatan untuk mereka berjalan kaki. Kebiasaan ini diperburuk dengan kesadaran pola hidup sehat yang minim.

Baca Juga:  RSUD Dr. H. Moh Anwar Sumenep Buka Depo Farmasi Rawat Jalan 2: Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Bagi Pasien

Jadi, biasakan anda memiliki waktu untuk berjalan setiap harinya dan biasakan berjalan cepat setiap hari mulai sekarang.

Pewarta: Riskiana
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 2