Rubrika

Peace Train: Menjadi Paku di Jembatan Perdamaian

Peace Train. (FOTO: Anam/PT)
Peace Train. (FOTO: Anam/PT)

NUSANTARANEWS.CO, Serang – Program jalan-jalan damai, Peace Train, kali ini telah sampai di Banten. Diikuti lebih dari 50 peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, Peace Train kali ini menyasar tempat-tempat ibadah dan komunitas kepercayaan lokal yang ada di Serang dan Baduy.

Dikatakan oleh Anick HT, gelaran Peace Train yang ke-7 ini masih mengangkat semangat yang sama, yakni mempelajari dan mengalami toleransi. Karenanya, para peserta tidak diajak untuk hanya membicarakan toleransi, tetapi mengalaminya langsung dengan membuka ruang-ruang perjumpaan dengan umat agama dan kepercayaan.

“Toleransi tak cukup dipelajari di kelas-kelas; kita harus turun langsung untuk bertemu dengan mereka, orang-orang yang kita anggap berbeda,” ungkapnya saat membuka acara malam tadi.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Peace Train adalah upaya untuk membangun jembatan perdamaian, caranya dengan membuka ruang-ruang perjumpaan sebanyak mungkin. Melalui perjumpaan-perjumpaan tersebut, para peserta diharap mampu mengenali dan mengasihi perbedaan sebagai anugerah dari Tuhan.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

‘Romo’ Toto Nurbertus Trisapto, tuan rumah yang menyambut peserta Peace Train di Goa Maria Bukit Kanada, menyambut baik gelaran ini. Menurutnya, anak-anak muda memang perlu mengenali dan kemudian mensyukuri perbedaan yang ada. Terkait upaya Peace Train untuk membangun jembatan perdamaian, anggota FKUB Banten ini mengaku ingin terlibat walau hanya sebagai ‘paku’.

“Di jembatan yang sedang dibangun oleh Peace Train, kami berharap bisa berkontribusi, meski hanya sebagai paku; kecil namun semoga menguatkan,” ungkapnya.

Jembatan perdamaian ini, seperti dijelaskan oleh Pdt. Franky Tampubolon, diharapkan bisa dibangun di banyak wilayah di Indonesia. “Peace Train harus ada di seluruh Indonesia, sebab program ini mendorong terbukanya perjumpaan dan interaksi antar sesama warga. Ini berimbas pada terbukanya pikiran, sehingga kedepan kita tak perlu melihat lagi ada perpecahan hanya karena perbedaan kepercayaan,” jelasnya.

Di hari pertama ini, peserta akan melakukan perjalanan ke tempat-tempat ibadah agama-agama yang ada di Serang dan akan diakhiri dengan diskusi memperingati hari perdamaian internasional di kepasturan St. Maria Tak Bernoda. Peace Train 7 di Banten berlangsung selama tiga hari dari 28-30 September 2018. (red/ka)

Baca Juga:  Tim PPWI Lakukan Kunjungan Silahturahmi kepada Kepala Balai TNUK

Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,149