PDIP Sikapi Tudingan Rizieq Terhadap Megawati

Ketegangan Megawati dan Rizieq Shihab. Foto IST

Ketegangan Megawati dan Rizieq Shihab. Foto IST

NUSANTARANEWS.CO – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) angkat bicara guna menepis tuduhan Ketua FPI Rizieq Shihab terhadap Megawati Soekarnoputri yang dianggap telah menistakan agama Islam. Tuduhan  tersebut dialamatkan ke Mega dalam sebuah pidatonya di perayaan hari ulang tahun (HUT) PDIP ke-44.

Sikap PDIP ini telah tersebar luas dalam sejumlah pemberitaan media-media nasional. Berikut sikap partai pemenang pemilu 2014 seperti keterangan pers yang diterima Nusantaranews Rabu (18/1/2017) yang bertandatangan Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto:

Keseluruhan pidato Ibu Megawati dipersiapkan oleh beliau melalui perenungan yang mendalam, kontemplasi dengan rasa cinta kepada bangsa dan negara, dan disampaikan dengan lantang untuk bangsa dan negara Indonesia. Pidato tersebut juga diucapkan dengan komitmen kuat untuk menjaga Pancasila, UUD 1945, NKRI dan kebhinekaan Indonesia. Dalam kapasitas Ibu Megawati sebagai Ketua Umum dan Presiden kelima RI maka sangat wajar beliau memberikan jawaban atas berbagai persoalan yang muncul saat ini. Sekiranya Bapak Rizieq Shihab (mohon maaf kami tidak menyebut beliau Habib berdasarkan apa yang saya baca dari pendapat KH Said Aqil Siradj), memang akan berhadapan dengan Ibu Ketua Umum Partai, maka sebagai Sekjen Partai saya tegaskan bahwa kami siap berhadapan dengan Pak Rizieq. Lebih-lebih, Pak Rizieq selama ini telah mengobarkan rasa kebencian dan memecah belah bangsa. Seluruh jajaran PDI Perjuangan satu komando untuk membela kehormatan dan martabat Ibu Ketua Umum dan Partai.

Sekiranya Pak Rizieq ada yang tidak puas, sampaikan melalui jalur hukum, dan kami akan siapkan pembela hukum terbaik. Bagi kami komitmen terhadap fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa ditawar-tawar. Demikian halnya, bagi yang akan merongrong kewibawaan Bapak Presiden Jokowi dan Pak Wapres JK, PDI Perjuangan akan membela pemerintahan yang sah dan konstitusional tersebut dari berbagai bentuk ancaman, termasuk tindakan makar. Seluruh anggota, kader dan simpatisan Partai harap menjaga suasana tenang, taat hukum, dan jangan melakukan tindakan kekerasan, sambil menunggu perintah lebih lanjut dari Ibu Ketua Umum. Seluruh jajaran Partai diminta untuk melakukan “Senam Politik” dan terus memerjuangkan politik yang membangun peradaban; politik yang membumikan Pancasila dan politik yang berkebudayaan, disertai keberpihakan terhadap rakyat yang mencintai hidup rukun dan damai.

PDI Perjuangan percaya bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat bagi silent majority untuk bangkit dan menggalang kekuatan. Jangan biarkan negeri yang damai ini diinjak-injak oleh mereka yang bermaksud memecah belah bangsa. Kita kobarkan semangat Satyam Eva Jayate bahwa kebenaranlah yang akhirnya akan menang. Apa yang dilakukan oleh FPI dengan membubarkan aksi kemanusiaan berupa pengobatan gratis merupakan tindakan yang telah melampaui batas. Tidak bisa diterima dan mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak cepat. Ada batas kesabaran dari kami, dan pesan yang ingin saya sampaikan ke Bapak Rizieq adalah kami tidak takut. Kami siap berhadapan jika mereka terus bertindak main hakim sendiri.

Dalam kapasitas sebagai kader Partai kami selalu diajarkan untuk memiliki kesadaran lingkungan bahwa mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim. Dalam sejarah yang Ibu sampaikan bagaimana kami memahami pemikiran-pemikiran baru tentang Islam yang membangun peradaban, ketika Beliau berguru secara langsung dengan HOS Cokroaminoto. Bahkan sangat dekat dengan Muhammadiyah dan NU. Kedua organisasi Islam tersebut benar-benar berkeringat dan berdarah-darah untuk tegaknya republik ini bersama PNI saat itu, dan seluruh elemen kekuatan militer bangsa dalam keseluruhan jati diri TNI sebagai tentara rakyat. Karena itulah mengapa Ibu Megawati kokoh berdiri memerjuangkan kemerdekaan seluas-luasnya bagi Palestina; menolak aksi unilateral atas Irak dan membela kedaulatan bangsa Irak dengan gigih. Ibu Megawati juga menolak pemberian blok Cepu ke Exxon karena tahu, bagaimana dana minyak itu juga dipakai untuk menciptakan ketidakadilan di Timur Tengah. Karena itulah tuduhan Pak Rizieq ke Ibu Megawati sangat tidak beralasan. Sikap Ibu Megawati yang keras di dalam membela perdamaian di Timur Tengah itulah yang juga ikut mewarnai konstelasi Pilpres 2004. Di situlah kenegarawanan Ibu Megawati termasuk ketika membela Ustadz Abu Bakar Baasyir agar tidak diekstradisi karena tugas pemimpin untuk melindungi segenap bangsa dan sel tumpah darah Indonesia. (Sego/Er)

Exit mobile version